"Seharusnya yang mengajarkan (agama) itu papanya, tapi dia nggak setelaten itu. Kalau ada tugas dari sekolah gitu, aku yang mengajarkan, nah kita jadi belajar bareng-bareng. Aku bilang sama anakku, kita belajar bareng-bareng nih, karena mama juga masih belajar," ungkapnya.
Baca juga: Jadi Mualaf, Tere Fokus Dakwah Tebarkan Islam
Diungkapkan, ia memeluk agama Islam sebelum memutuskan menikah dengan sang suami. Pasalnya, mayoritas temannya yang muslim, belum lagi ia pernah menjalin hubungan beberapa kali dengan pria muslim, akhirnya membuat Christine yakin untuk membaca dua kalimat syahadat.
Ia bersyukur kedua orang tuanya merupakan sosok orang tua yang demokratis dan membebaskan anak-anaknya untuk memeluk keyakinan yang mereka yakini. Sehingga saat suatu malam Christine mengutarakan keinginannya menjadi muslim kepada sang ibu, Ia langsung mendapat persetujuan.
"Aku nggak tahu itu aku ngerasanya tiba-tiba aku siap nih. Tiba-tiba suatu malam aku lagi ngobrol sama mamaku, lalu aku bilang ke mama ku kalau aku ingin pindah agama menjadi Islam," kata Christine.
"Tapi menurutku, Tuhan itu datang, saat kita merasa nyaman tenang itu buat ku sudah satu hidayah juga. Dan saat kita ada panggilan untuk salat, membaca ayat-ayat, itu sudah sebuah hidayah," pungkasnya. (firda/ys)