Kopi Pagi

Jangan Ingkar Janji

Kamis 14 Mei 2020, 06:35 WIB

Oleh Harmoko
 

Pitutur luhur mengajarkan kepada kita "Seseorang bisa dihargai karena menepati satu janji, bukan ketika berani mengucapkan seribu janji."
Dapat kita maknai lebih baik kita memberi satu janji tetapi ditepati, ketimbang seribu janji, namun tak satu pun yang dapat direalisasi.
Itulah sebabnya, mengumbar janji tidak dianjurkan oleh para leluhur kita, dan orangtua kita.
Agama apa pun mengajarkan hendaknya kita menepati janji yang telah diucapkan. Jika merasa tidak mampu, janganlah membuat janji.
Jauh lebih baik tidak menjanjikan apapun, tetapi mencoba untuk memberikan segalanya yang terbaik,  daripada menjanjikan segalanya namun tidak memberikan apa-apa.
Lebih baik berusaha untuk tidak berjanji daripada berusaha mencari-cari alasan atas janji yang tidak dipenuhi.
Pada masa sekarang, kadang janji sering digunakan sebagai bumbu pergaulan. Kalangan pengusaha yang bertransaksi, politisi yang sedang nembanbangun citra, bahkan orang tua ketika membujuk anaknya sering melontarkan janji-janji manis. Ada yang konsisten dengan janjinya dan berupaya memenuhi. Tetapi tidak sedikit yang ingkar dan menganggap hanya senda gurau.
Padahal janji adalah perkataan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Pengakuan yang mengikat diri sendiri terhadap ketentuan yang harus ditepati atau dipenuhi sebagaimana arti  janji menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Bahkan, dalam agama Islam, janji akan dimintai pertanggungjawaban. Karenanya diajarkan kepada pemeluknya untuk tidak bermain - main dengan "janji".
Kepada siapa pun janji itu diberikan-selama tidak janji bermaksiat maka harus ditepati.
Dalam hubungan sosial kemasyarakatan, mengumbar janji tergolong perbuatan yang melanggar etika dan tata krama. Bahkan, dalam kelompok tertentu masuk dalam pelanggaran norma dan budaya.
Memang tiada sanksi diberikan, tetapi bisa terkucilkan, setidaknya terasing dalam pergaulan.
Sebaliknya, jika menepati janji, sekecil apa pun janji itu, banyak didapat manfaat bagi kehidupan sehari - hari.
Setidaknya dapat membangun  hubungan sosial yang lebih baik,  memperbesar kepercayaan orang lain, makin disegani dan dihargai, memperluas jaringan kemitraan. Belum lagi kebajikan yang tercipta.
Dan, tak kalah pentingnya membuat situasi lebih ceria dan bahagia, terutama bagi mereka yang ditepati janjinya.
Sebaliknya ingkar janji, sering disebut "cidro janji" bisa membuat orang lain sakit hati, nelangsa ati.
Di era sekarang, di tengah pandemi Covid -19, mari kita ciptakan kenyamanan dan kebahagian sosial dengan berusaha semaksimal mungkin menepati janji yang telah diucapkan, utamanya di lingkungan sisial.
Menepati janji hendaknya dijadikan target dan prioritas terpenting dalam kehidupan kita.
Sebagai orang tua, wajib memenuhi janji kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan benar. Menyiapkan dan membangun generasi yang cerdas dan berkualitas.
Sebagai politisi, wajib memenuhi janji kepada konstituen dan para pemberi suara yang telah menjadikan sebagai wakil rakyat.
Sebagai pemimpin dan pejabat negeri, tidak melupakan janjinya ketika mengucapkan janji dan sumpahnya saat pelantikan.
Mari kita berjanji kepada diri sendiri untuk tidak ingkar janji.
Janji memang penting, tetapi tidak ingkar janji jauh lebih penting. (*).

Tags:
Kopi Pagi

Reporter

Administrator

Editor