JAKARTA – Di tengah pandemi Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), DKI Jakarta tetap menarik bagi investor asing maupun dalam negeri. Dalam tiga bulan terakhir, realisasi investasi mencapai angka Rp20,1 triliun, tertinggi secara nasional.
Ibukota berhasil jadi ‘juara’ di antara provinsi lainnya dalam menarik minat investor. Terbukti selama periode Januari hingga Maret 2020 berhasil merealisasi penanaman modal senilai Rp 20,1 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta, Benni Aguscandra mengatakan realisasi penanaman modal senilai Rp20,1 triliun tercatat dalam laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia. “Jadi itu merupakan realiasasi penanaman modal Triwulan I periode Januari hingga Maret 2020,” kata Benni, Minggu (10/5).
Benni merinci realisasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 0,91 miliar dolar AS atau setara Rp13,1 triliun dengan 3.994 proyek. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp7 triliun dengan 2.963 proyek.
“Total 6.957 proyek PMA dan PMDN yang tercatat dalam realisasi investasi selama triwulan 1 tahun 2020. Jumlah proyek investasi di DKI Jakarta terbanyak secara nasional. Hal ini membuktikan investasi masih menggeliat di tengah pandemi," jelasnya. "Kami terus berusaha dapat meraih target realisasi investasi tahun 2020 yang telah ditetapkan, sebesar Rp 110 triliun," lanjutnya.
Benni memaparkan, pada triwulan pertama ini sektor usaha yang menopang realisasi PMA di Jakarta didominasi oleh bidang usaha telekomunikasi. Sementara realisasi PMDN, ada beberapa proyek besar yang belum menyampaikan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).
BANYAK PELUANG
Dijelaskan, asal negara dengan realisasi PMA terbesar adalah dari Singapura dengan investasi senilai 0,60 miliar dolar AS atau 65,2% dari jumlah realisasi investasi PMA (US$ 0,9 miliar), disusul Republik Rakyat Tiongkok dengan nilai investasi sebesar Rp 0,12 miliar dolar AS (13,6%), kemudian Jepang sebesar 0,10 miliar dolar AS (11,3%) dan Hongkong sebesar 0,01 miliar dolar AS (1,6%).
“Kami akan terus menjajaki peluang- peluang investasi dari negara lain dengan terus melakukan promosi, sosialisasi perizinan dan non perizinan serta instrumen- instrumen lainnya yang membuat investor tertarik untuk berinvestasi," jelas Benni.
Kota/Kabupaten Administrasi di Provinsi DKI Jakarta yang mencatatkan kinerja realisasi investasi periode triwulan I tahun 2020, yaitu Jakarta Selatan sebesar Rp10,7 triliun (53,2%); Jakarta Pusat Rp 4,7 triliun (23,6%); Jakarta Timur Rp2,6 triliun (12,7%); Jakarta Barat Rp1,6 triliun (7,8%) dan Rp0,5 triliun (2,6%) untuk wilayah Jakarta Utara dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. (yono/ta/ird)