Nah Ini Dia

Teganya Seorang Tukang Istri Sahabat "Dibor" Juga

Kamis 30 Apr 2020, 07:20 WIB

TEGA benar Zulkarnain (30) sebagai tukang. Mentang-mentang tukang kayu, melihat bini teman sepekerjaan, Anindyah (23), begitu cantik nan mulus, langsung saja “dibor” di kala suami tak di rumah. Saat ditangkap polisi dia mengaku, segalanya spontanitas saja tanpa direncanakan. Hukum cambuk 150 kali menanti.

Aceh adalah provinsi paling Islami. Hanya di sini sebagian hukum Islam diterapkan dengan sejumlah modivikasi. Misalnya praktisi zina bukan dirajam, tapi cukup dihukum cambuk di depan umum. Anehnya, praktek perzinaan dan perkosaan tetap saja ada. Rupanya mereka tak takut pada Wilayatul Hisbah (Satpol PP) dan Qanun Jinayat, karena yang penting nikmat mupangat.

Zulkarnain warga Aceh Besar, rupanya punya nafsu besar juga. Ketika gairah syahwat sudah naik ke ubun-ubun, dia jadi lupa akan sanksi yang berlaku di negeri ini. Padahal di Provinsi Aceh ini hukum dijalankan dengan keras. Jangankan sampai berzina, hanya berdua-dua saja karena mereka bukan muhrim, bisa jadi urusan Wilayatul Hisbah.

Belum lama ini, beberapa hari sebelum Ramadan 1441 H, Zulkarnain mengunjungi rumah sahabatnya, Busro (31). Mereka berdua memang seprofesi, sama-sama tukang kayu yang sedang bekerja pada sebuah proyek. Kedatangan untuk urusan pekerjaan atau yang lain, kurang jelas. Yang pasti malam itu Zulkarnain hanya menemukan rasa kecewa, karena orang yang dicari tak ada di rumah.

Zulkarnain hanya ditemui paman Busro, dan juga istri Busro yang bernama Anindyah tanpa Cut. Istri Busro inilah yang membuat Zulkarnain terhibur banyak  Apakah Anindyah bisa melawak? Bukan! Kecantikan dan kemulusan bodinya sungguh menggamit rasa merangsang pandang. Sebagai lelaki normal, ukuran celananya mendadak berubah. Tadinya M sekarang tahu-tahu jadi XL.

Melihat kecantikan Anindyah yang mirip Cut Keke muda, Zulkarnain jadi gagal fokus. Dia seakan jadi lupa bahwa Busro adalah rekan sekerjanya di proyek. Tapi setan yang tak kenal aturan PSBB memang sudah keburu datang dan intervensi. “Teman sekerja kan suaminya, istrinya mah boleh saja dikerjai Bleh…..” kata setan memprovokatori Zulkarnain tanpa pakai masker.

Gara-gara sudah diendors sama syaiton terkutuk, otak Zulkarnain langsung bekerja, mengatur siasat. Bak main catur, untuk makan si raja nikmat, si benteng harus disingkirkan. Maka paman Busro dianggapnya benteng juga, sehingga dia dimintai tolong beli rokok ke warung. Padahal di kampung bilangan Ulee Kareng Banda Aceh ini, warung rokok terdekat jaraknya 2 Km.

Sepeninggal paman Busro, di mata Zulkarnain situasi menjadi demikian aman dan mantap terkendali. Bak di rumah sendiri, dia langsung main kunci ruang tamu dan menyeret Anindyah ke dalam kamar diajaknya berpacu dalam birahi. Tentu saja bini Busro menolak, tapi karena diancam mau dibunuh, sehingga akhirnya Anindyah bertekuk lutut dan berbuka paha juga.

Selesai melepaskan hajat atau “ngebor”, tukang Zulkarnain memberikan testimony berupa ancaman, jangan cerita ke mana-mana apalagi masuk medsos. Anindyah tidak peduli dengan pesan tersebut. Dia berteriak minta tolong, tapi ketika warga berdatangan Zulkarnain sudah kabur duluan.

Saat paman kembali dengan rokoknya, dia hanya mendapatkan banyak orang di rumah. Anindyah pun menangis dan cerita bahwa barusan diperkosa oleh Zulkarnain dan sekarang orangnya sudah kabur. Si paman hanya bisa kaget dan tepuk jidat, ternyata dia disuruh beli rokok hanyalah sekedar siasat belaka. “Kurang ajar, jadi saya disuruh beli rokok ini hanya settingan….”, omelnya berkepanjangan.

Tak urung Zulkarnain dilaporkan ke polisi dan berhasil ditangkap. Dalam pemeriksaan dia mengakui bahwa “pengeboran” itu spontanitas saja, karena melihat kecantikan dan bodi Anindyah yang benar-benar gersang (seger merangsang).

Padahal di Aceh, risiko pemerkosa bisa kena sanksi hukum cambuk 150 kali. Pantat tepos begitu kena cambuk 150 kali, makin tipis aja. (dc/gunarso ts)

Tags:
poskotaposkota.idNah Ini Dia

Reporter

Administrator

Editor