Ketua Bidang Kesehatan MN KAHMI, Hery Susanto. (ist)

Nasional

Penanganan Kesehatan Covid-19 Harus jadi Fokus Utama PSBB

Kamis 23 Apr 2020, 07:05 WIB

JAKARTA - Ketua Bidang Kesehatan Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), Hery Susanto mengatakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menghadapi pandemik virus Corona atau Covid-19 harus tetap mengutamakan penanganan kesehatan pasien Covid-19 bukan sekadar pembatasan sosial.

"PSBB bertujuan untuk memutus rantai penularan virus dari hulu dan dilaksanakan selama masa inkubasi terpanjang. Penilaian keberhasilan pelaksanaan PSBB dibuktikan dengan penurunan jumlah kasus dan tidak ada lagi penyebaran ke wilayah baru.  Jadi pemda yang melaksanakan PSBB harus fokus utama pada penanganan kesehatan pasien Covid-19 bukan hanya pembatasan sosialnya saja," kata Hery, Rabu  (22/4/2020).

Hery menilai, PSBB yang digelar pemda selama ini hanya fokus pada pembatasan sosialnya saja, itu tidak efektif dalam mengurangi angka kasus Covid-19, faktanya semakin hari semakin bertambah.

"Jika penekanan lebih pada pembatasan sosial, biar PSBB berkali-kali pun sebaran kasus Covid-19 tidak akan berkurang, jangan hanya membatasi aktivitas sosial warga tapi bagaimana penanganan medisnya itu jauh lebih penting. PSBB terlalu lama hanya menambah problem baru yakni munculnya masalah sosial ekonomi yang menimpa warga," imbuh Hery.

Ia pun mencontohkan, PSBB di DKI Jakarta, sejumlah pelaksanaan PSBB dari sisi pembatasan sosial terbilang cukup efektif. Misalnya mulai dari adanya temuan lebih dari 200-an perusahaan yang tidak dikecualikan masih beroperasi, masih ada sejumlah warga yang belum sadar peraturan PSBB, penggunaan transportasi umum mulai berkurang, hingga pendataan penerima sembako yang terus diperbaharui. Dari sisi tersebut Pemprov DKI Jakarta terbilang mampu menanganinya dengan baik, melalui langkah penertiban, sosialisasi dan edukasi warga.

Mobilitas warga dari luar wilayah DKI Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) justru masih terjadi sebab penerapan PSBB daerah tersebut lebih lambat dari PSBB DKI Jakarta.

Dalam dua pekan pelaksanaan PSBB, kondisi jalan raya di Jakarta terlihat lengang, tidak ada kemacetan bahkan pada jam-jam sibuk. Berdasarkan data TomTom Traffic Index, tingkat kemacetan di Jakarta saat PSBB berkurang hingga 50%. Tingkat kemacetan hanya 19%, atau menurun sebesar 69% dari biasanya.

Jumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang berlalu lalang di Jakarta, jumlah penumpang transportasi umum seperti TransJakarta, LRT Jakarta dan MRT Jakarta juga turun signifikan.

Penumpang kendaraan TransJakarta dan jaringan JakLingko jumlah penumpang hanya tersisa 9%, dari sebelumnya mencapai satu juta penumpang per hari menjadi kurang dari 100 ribu orang per hari.

Penumpang MRT dan LRT mengalami penurunan luar biasa, biasanya MRT 85-90 ribu penumpang perhari, bisa sampai 100 ribu bahkan. Sekarang MRT 5.000 orang, atau tinggal 5%. LRT tinggal 200 orang per hari.

"Meski dari sisi pembatasan sosial PSBB DKI Jakarta terbilang cukup efektif, namun, dari sisi angka kasus Covid-19 justeru semakin bertambah," tuntasnya. (rizal/ys)

Tags:
poskotaposkota.idcorona atau Covid-19psbb

Reporter

Administrator

Editor