Ilustrasi. (ist)

Internasional

Saudi Perpanjang Larangan Umrah Setelah Kasus Kedua Virus Corona

Kamis 05 Mar 2020, 21:33 WIB

ARAB SAUDI – Pemerintah Arab Saudi memperpanjang larangan sementara pada jamaah umrah setelah kasus kedua terdeteksi.

Pengumuman penangguhan dilakukan pada Rabu lalu untuk semua jemaah  umrah karena melaporkan kasus kedua virus corona baru.

Kerajaan memberlakukan larangan pekan lalu pada peziarah di luar negeri yang mengunjungi Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Dalam pengumuman di Kerajaan itu, Kementerian Kesehatan Arab Saudi  mengungkapkan, pasien tersebut adalah warga negara Saudi yang datang dari Iran melalui Bahrain.

Ia tidak mengungkapkan bahwa dirinya  telah mengunjungi negara yang merupakan tempat lebih dari 92 orang tewas menurut angka resmi.

Warga tersebut telah menemani orang yang dilaporkan pada hari Senin sebagai kasus pertama coronavirus di Arab Saudi.

Kementerian mengatakan pasien dalam karantina di rumah sakit dan bahwa semua orang yang melakukan kontak dengannya telah diuji untuk virus corona. Warga bisa mengontak ke nomor 937 jika mereka memiliki pertanyaan tentang virus.

Larangan itu sekarang berlaku untuk warga negara Saudi dan ekspatriat, kata Menteri Dalam Negeri. Tujuannya adalah untuk membatasi penyebaran virus corona.

“Untuk membatasi penyebaran virus corona. Juga untuk  mencegah aksesnya ke Dua Masjid Suci, yang menyaksikan kerumunan permanen dan intens, yang membuat masalah mengamankan kerumunan ini sangat penting," kata seorang juru bicara.

Warga Saudi dan ekspatriat masih dapat mengunjungi Mekah dan Madinah untuk berdoa asalkan mereka tidak pergi untuk umrah, kata Wakil Menteri Haji Abdulfattah Mashat. "Mekah masih terbuka untuk pengunjung dari seluruh Kerajaan, keputusan hanya menunda kegiatan Umrah," katanya kepada TV Al Arabiya.

Sekarang ada lebih dari 3.150 kasus di Timur Tengah, hampir semuanya dalam atau terkait dengan Iran, yang memiliki 2.922 kasus yang dikonfirmasi dan 92 kematian. Pihak berwenang membatalkan shalat Jumat di semua ibukota provinsi dan melarang perjalanan ke luar negeri untuk para pejabat.

Namun demikian, para ahli terus khawatir bahwa Iran tidak transparan tentang seberapa parahnya negara itu terkena dampaknya.

"Penyebaran virus ke hampir semua provinsi Iran menyisakan sedikit keraguan bahwa pihak berwenang berjuang untuk mengatasi wabah," kata Torbjorn Soltvedt, seorang analis di konsultan risiko Verisk Maplecroft.

"Setelah respons yang lambat dan terpolitisasi terhadap wabah itu, pemerintah sekarang menghadapi perlombaan melawan waktu untuk mencegah darurat kesehatan masyarakat berubah menjadi krisis ekonomi."

Di seluruh dunia, lebih dari 94.000 orang telah tertular virus ini, dengan lebih dari 3.200 kematian.

“Orang-orang takut dan tidak pasti. Ketakutan adalah respons alami manusia terhadap ancaman apa pun,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala Organisasi Kesehatan Dunia.

Penanggung di Arab Saudi meyakinkan klien bahwa mereka ditanggung jika mereka terpapar COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus.
Penyakit itu adalah kondisi pernapasan dan semua kebijakan kesehatan mencakup tes dan perawatan, termasuk pemeriksaan medis, diagnosis dan obat-obatan, kata Yasser Al-Marek, juru bicara Dewan Kerjasama Asuransi Kesehatan.

Hampir sepertiga dari majikan di Kerajaan memiliki rencana agar  stafnya   bekerja dari rumah jika ancaman virus berkembang terus, itu disebutkan sebuah survei baru menunjukkan.  (*/win)

Tags:
coronalarangan umrahSaudi Arabia

Reporter

Administrator

Editor