JAKARTA – Turap Kali Sunter yang terletak di pinggir kawasan Pemakaman Pangeran Jayakarta, Pulogadung, Jakarta Timur, longsor, Kamis (27/2). Akibatnya, lima makam yang ada di lokasi cagar budaya Pangeran Jayakarta milik Pemprov DKI, amblas.
Pengurus Pemakanan Pangeran Jayakarta, RS Suhendar mengatakan, amblasnya makam itu sebenarnya sudah terjadi sejak 17 Februari kemarin. Dimana ada tiga makam yang amblas akibat longsor beberapa waktu lalu. "Karena hujan deras kemarin, ada tiga makam yang amblas," katanya, Kamis (27/2).
Atas kejadian itu, kata Suhendar, pihaknya langsung memindahkan tiga jenazah tersebut dan melakukan penanganan longsor secara seadanya. Dengan perbaikan awal itu, pihaknya memasang bambu agar tidak amblas lagi. "Namun Kamis (27/2) dinihari, dua makam ternyata amblas lagi," ujarnya.
Sementara itu, pengurus areal pemakaman Pangeran Jayakarta, Untung Suryadi mengatakan, lima jasad yang makamnya longsor telah direlokasi. Petugas langsung melakukan proses evakuasi jasad saat peristiwa itu terjadi pada Senin (17/2) dan Selasa (25/2) lalu. "Ada yang kakinya kelihatan dan ada juga yang bagian kepalanya kelihatan. Alhamdulillah semuanya utuh dan tidak hanyut terbawa arus," ujarnya.
Untung mengatakan saat kejadian berlangsung, lima jasad lengkap dengan kain kafan dan penutup tikar muncul dari undukan tanah yang telah longsor. Ia bersama petugas lainnya langsung mempersiapkan lubang galian liang lahat serta melakukan proses evakuasi jasad untuk direlokasi ke tempat yang baru. "Untungnya masih ada lahan kosong yang mepet-mepet dengan makam yang ada. Kita gali lagi buat makam baru," katanya.
Lima jasad yang telah dipindahkan tersebut atas nama almarhum Edison, Almarhum Sarifudin, Almarhum Asep, Almarhumah Hj Euis dan Almarhum Djunaedi.
Terkait hal itu, Kasatpel Suku Dinas Sumber Daya Air Kecamatan Pulogadung, Purwanto mengatakan, turap itu longsor sepanjang sekitar 25 meter dan terjadi hampir seminggu lalu. Dan longsor semakin parah Selasa (25/2) diduga karena tergerus arus deras air Kali Sunter. "Dan longsor yang terjadi kali ini yang membuat turap rusak parah," ujarnya.
Dalam menangani hal itu, kata Purwanto, pihaknya telah melakukan perbaikan sementara dengan memasang kayu dolken sebagai turap untuk mencegah longsor susulan. Penanganan itu sebagai langkah awal sebelum melakukan perbaikan menyeluruh. "Penanganan pertama dengan pemasangan kayu dolken sementara dulu untuk penahan tanah makam," pungkasnya. (Ifand/tri)