JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono mengatakan banjir di Jakarta Februari ini, lebih disebabkan karena sistem drainase.
Basuki mencatat banjir pada 23 Februari di jakarta yang disebabkan sistem drainase terjadi di 71 titik atau 86,6 persen. Selebihnya banjir di 12 titik atau 13,4 persen disebabkan sistem sungai.
Sedangkan banjir pada 25 Februari ada 30 titik banjir atau 65 persen yang disebabkan sistem drainase. Sedangkan 16 titik banjir (35 persen) disebabkan sistem sungai.
"Pada 23 Februari yang terbanyak adalah karena drainasenya, sekitar 86 persen. Kalau (banjir) yang 25 Februari (yang disebabkan) drainasenya 65 persen. Penyebab banjir karena sungainya lebih kecil," ujarnya saat rapat dengar pendapat soal banjir Jabodetabek dengan Komisi V DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Lebih lanjut banjir yang menggenangi Jakarta pada 25 Februari lalu disebabkan curah hujan lokal yang tinggi. Ketinggian pintu air relatif normal. Hanya pintu air Manggarai dan Karet yang berstatus siaga I.
"Kalau (banjir) yang kemaren karena hujan lokal seperti Pak gubernur juga sampaikan. Karena sungainya baru pada status siaga IV dan III kecuali Manggarai dan Karet yang siaga I. Hanya dua pintu air itu, manggarai dan Karet yang lainnya masih siaga III dan IV. Maka kita siapkan pompa-pompa untuk drainase," jelasnya. (ikbal/tri)