Bertemu Bima Arya, Mahasiswa Wuhan asal Bogor Bebas dari Virus Corona

Selasa 18 Feb 2020, 10:55 WIB
 Almer Belmiro, mahasiswa semester 1 di Wuhan bertemu Walikota Bogor Bima Arya usai jalani karantina di Natuna.(yopi)

 Almer Belmiro, mahasiswa semester 1 di Wuhan bertemu Walikota Bogor Bima Arya usai jalani karantina di Natuna.(yopi)

BOGOR –  Almer Belmiro, mahasiswa semester 1 yang menempuh studi di Wuhan, China akhirnya berkumpul dengan keluarganya, setelah 14 hari menjalani karantina di Natuna. 

Ia tiba di rumahnya di Kecamatan Bogor Utara pada Sabtu (15/2/2020) sore. Almer dibolehkan pulang setelah oleh tim dokter, dinyatakan bebas dari virus Corona. 

Kepada wartawan di Balaikota Bogor Senin (17/2/2020) Almer yang didampingi adik perempuan dan ibunya mengatakan, saat tiba di rumah setelah dinyatakan bebas virus Corona,  ia langsung menyantap menu rendang.

"Menu pertama sepulang dari Wuhan, yakni rendang,"kata Almer. 

Almer mengakui, masakan khas Padang itu termasuk makanan yang paling dirindukannya selama berada di Wuhan.

Ibunya, Diana, mengaku senang anaknya di nyatakan bebas dari virus mematikan tersebut. 

Almer menuturkan, masa mendebarkan di Wuhan telah berakhir pasca dirinya mendapat surat dari tenaga medis, bahwa dirinya clear dari penyakit Corona. 

 Almer Belmiro didampingi ibu dan kakaknya.(yopi)

Is bercerita, seminggu ia harus berlindung di asrama kampusnya, Central China Normal University bersama 13 teman mahasiswa yang lain. Mereka harus bertahan hidup dalam asrama setelah kota mengalami lock down oleh pemerintah Tiongkok, sembari menunggu proses evakuasi dari pemerintah Indonesia.

"Sejak kota lockdown, kita gak ngelakuin apa-apa. Hanya di kamar masing-masing, karena habis ujian juga. Tapi, ada satu kamar yang kita jadikan semacam basecamp untuk kumpul sambil tetap bertahan dan menunggu proses evakuasi," ujarnya. 

Mereka bertahan hidup dengan berbelanja makanan untuk stok tiga minggu. Tak banyak toko yang bisa disambangi. Hanya satu atau dua toko yang masih buka. Dengan begitu, mereka memanfaatkan persediaan itu seoptimal mungkin.

Sebelumnya, pihak kampus juga telah mewanti-wanti agar semua mahasiswa tetap menjaga kesehatannya. Diantaranya dengan tetap memakai masker, mencuci tangan dengan antiseptik, hingga menghindari makanan daging untuk sementara waktu. Oleh karena itu, persediaan makanan dengan bahan sayur-mayur lebih mendominasi asrama mereka.

"Kita memang dianjurkan makan sayur, jangan makan daging dulu. Kesehatan juga diperiksa pakai termometer, sekali dalam dua hari," kata Almer  yang hendak memasuki semester dua ini.

"Ibu terus mengecek keadaan saya. Kami Video Call setiap hari,"ujarnya. 

Pihak KBRI Indonesia menurut Almer, sempat memberikan bantuan uang sebesar 280 yuan atau Rp548 ribu kepada para mahasiswa yang masih bertahan.

Bantuan itu untuk mengantisipasi persediaan makanan selama para mahasiswa menunggu proses evakuasi. Hanya berselang tiga hari kemudian, mereka akhirnya dievakuasi pihak pemerintah Indonesia.

Saat di karantina,  Almer mengaku, rajin berolahraga. Pemeriksaan kesehatan rutin tiga kali dalam sehari dilaksanakan selama masa observasi. 

"HP dikumpulkan selama masa observasi. Sempat jenuh. Saya masih menunggu waktu untuk kembali lagi kuliah ke Wuhan. Sembari menunggu aktivitas di Wuhan kembali normal. Sekarang saya belajar online," tandasnya. 

Ibunya, Diana, juga sangat bersyukur dengan kondisi anaknya yang dinyatakan negatif Virus Corona.

"Saya lebih susah komumikasi dengan anak saya waktu di Natuna, dibanding waktu di Wuhan. Ya karena saya harus menunggu dia yang menelepon, menyesuaikan dengan jadwal kosongnya," ujar Diana.  (yopi/tri) 

Berita Terkait

News Update