MINGGU-minggu ini Gubernur DKI Anies Baswedan banyak disorot publik. Belum juga selesai soal revitalisasi Monas yang tanpa izin Sekneg, muncul serangan Ombudsman bahwa pengangkatan Donny Saragih sebagai Dirut Transjakarta bermasalah. Sebab dia terpidana penipuan yang belum dieksekusi. Jadilah dia Dirut seumur jagung, karena dia segera dicopot Gubernur.
Jaman Orde Baru dulu ada menteri Pak Harto yang nama belakangnya SM, diplesetkan orang jadi Salah Melulu, sebab kebijakannya sering tidak tepat. Akankah Gubernur Anies Baswedan dapat sebutan semacam itu? Soalnya hanya dalam beberapa hari terungkap kebijakan dia yang Salah Melulu. Begini salah, begitu salah.
Ketika underpass Kemayoran tergenang sampai 3 hari, dia bilang bahwa itu tanggungjawab pemerintah pusat. Pemprov DKI sudah membantu mengatasi seperlunya. Bukankah setiap tahun Pemprov DKI gelar PRJ di Kemayoran? Berarti selama ini DKI sekedar pinjam tempat. Lalu pemungutan pajak di kawasan Kemayoran ke mana, apa masuk ke pusat juga?
Banjir underpass Kemayoran sudah selesai setelah diturunkan pasukan Marinir. Kemudian muncul masalah baru, revitalisasi Monas dimasalahkan DPRD karena tak seizin Sekneg. Mensekneg Pratikno juga minta kegiatan proyek di Monas dihentikan. Terlambat Pak! Monas sudah kadung diacak-acak, ratusan pohon sudah dibabat habis, kok baru diminta stop?
Paling gres, Gubernur Anies dapat jeweran Ombudsman, karena pengangkatan Dirut Transjakarta Donny Saragih bermasalah. Bagamana mungkin terpidana penipuan yang belum diekskusi kok bisa lolos promosi jadi Dirut Transjakarta? Buru-buru Gubernur Anies mencopotnya, meski yang bersangkutan “meluruskan”, bukan dicopot tapi dia yang mundur.
Kenapa Gubernur Anies Salah Melulu? Bisa juga diambil alasan, karena semua dikerjakan sendiri, tanpa Wagub. Ada memang 70-an anggota TGUPP, tapi dia kan sekedar memberi masukan, bukan eksekutor. Maka mudah-mudahan saja masuknya Cawagub Reza Patria dan Nurmansyah Lubis, siapa yang terpilih nanti, bisa meringankan beban berat Gubenur Anies. (gunarso ts)