JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggunakan sistem rekap elektronik atau e-rekap dalam menampilkan hasil rekapitulasi suara pada Pilkada Serentak 2020.
Ketua KPU, Arief Budiman mengatakan sistem e-rekap merupakan salah satu langkah KPU menjamin transparansi proses penyelenggaraan pemilu.
Hal ini disampaikan Arief usai melakukan refleksi hasil penyelenggaraan pemilu 2019 dan persiapan pemilihan serentak 2020 di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2020).
"Karena kepercayaan publik itu paling penting dalam proses penyelenggaraan pemilu. Salah satu cara untuk menjaga kepercayaan itu adalah dengan kerja transparan, kerja yang berintegritas, itu yang perlu kita tekankan," ujarnya.
Sistem informasi digital sebelumnya telah diterapkan KPU pada Pilpres dan Pileg 2019 lalu. Sistem informasi pencalonan (Silon), sistem informasi partai politik (Sipol), sistem informasi perhitungan (Situng), sistem informasi data pemilih (Sidalih) dan laporan dana kampanye peserta pemilu. "Semua tahapan publik bisa mengakses, ini yang mambuat kepercayaan publik bisa terjaga," tandasnya.
Lebih lanjut Arief menerangkan KPU telah melakukan simulasi penerapan e-rekap. Guna menggunakan sistem tersebut KPU telah menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Kami sudah melakukan simulasi, kami sudah melakukan pembahasan bersama tim yang mendesain ini. Didesign oleh anak bangsa sendiri, kami bekerjasama dengan tim ITB. Selain KPU RI mempersiakan itu, temen-temen KPU didaerah juga diminta menyampaikan data koordinat TPS sudah disampaikan beberapa daerah," jelasnya.
Selain soal transparansi penerapan sistem e-rekap juga mampu menekan penggunaan kertas yang berarti KPU dapat menghemat anggara logistik. Diketahui pada Pemilu 2019 kebutuhan logistik mencapai Rp2,9 triliun yang terdiri dari 978.471.901lembar surat suara, 4.134.655 kotak suara, 2.281.776 bilik pemungutan suara, 96.841.956 keping segel, 3.235.404 botol tinta, 56.889.191 lembar sampul, 62.601.126 keping hologram, 130.746.467.309 buah formulir dan 1.619.783 buah alat bantu tuna netra/template.
"Kita juga mengusulkan penyediaan salinan jadi tidak perlu lagi menggunakan kertas yang banyak, sementara hal pentingnya itu," kata Arief. (ikbal/win)