JAKARTA - Tiga RW di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, yakni RW05, 06 dan 07 terendam saat banjir menerjang Jakarta pada 1 Januari 2020. Warga menuding hal ini terjadi akibat molornya proyek Rumah Pompa (Rupom) Bulak Cabe.
Mustofa, warga, mengaku baru pertama kali rumahnya kebanjiran. "Waktu belum ada proyek rumah pompa tidak pernah banjir, tapi mengapa dengan adanya kegiatan ini pemukiman malah terendam," keluhnya, Rabu (8/1/2020).
Dengan adanya kejadian tersebut, sambungnya, maka ia dan warga lain memilih untuk tidak ada rumah pompa. "Ya kalau memang malah bikin banjir bukan mengatasi sebagaimana fungsi buat apa dibangun, dari segi anggaran pun malah menghambur hamburkan," jelasnya.
Ketua RW05, Kelurahan Cilincing, Marsono mengatakan, pada 2007 banjir juga menerjang wilayahnya. Namun kedalaman air pada waktu itu tidak separah banjir awal tahun ini.
“Bedanya juga waktu tahun lalu air cepat surut, tidak sampai berhari hari dan warga sampai ngungsi," ungkapnya.
Pada waktu banjir menerjang pemukiman, sambungnya, warga juga sempat menggeruduk lokasi proyek Rumah Pompa Bulak Cabe untuk mempertanyakan permasalahan. "Hanya sebatas ingin tahu saja, dan ternyata memang air yang harus mengalir ke Kali Cakung Drain terhambat karena pengerjaan itu," ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Cilincing, Sugiman mengatakan banjir yang menerjang 3 RW tersebut dikarenakan tumpukan sampah yang menyangkut di jaring Rumah Pompa Bulak Cabe, sehingga air tidak mengalir ke Kali Cakung Drain. Penumpukan sampah tersebut, tidak akan terjadi bila proyek rumah pompa tersebut telah rampung.
"Untuk pengerjaan sendiri harusnya kelar di pertengahan Desember 2019, tapi ini diperpanjang kabarnya akhir Januari ini baru rampung," ungkapnya. Terkait molornya proyek puluhan milyar tersebut, Sugiman mengaku tidak mengetahui dan ia berharap rumah pompa dapat segera dioperasikan mengingat saat ini sudah musim penghujan. (deny/yp)