KAWASAN Kuliner Cimanuk (Kulcim) saat ini telah berkembang menjadi salah satu pusat kuliner tradisionil di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tak mengherankan, jika pada sore hari, terlebih pada hari-hari libur, Kulcim ibarat magnet yang menyedot perhatian masyarakat.
Suguhan kuliner yang dijual puluhan pedagang di kawasan Kulcim itu cukup beragam. Mulai dari nasi lengko, pindang gobyang, lotek, rumbah, karedok, rujak, soto, bubur ayam, tahu gejrot, ketoprak, bakso, nasi goreng, mie goreng, nasi rames dan sebagainya. Selain itu, tersedia juga aneka jenis minuman, seperti; es kelapa muda, es buah, es the thailand, kopi panas, the tubruk, wedang jahe dan sebagainya dengan harga yang cukup terjangkau.
Melalui kuliner yang dijual para pedagang di kios-kios Kulcim para pengunjung betah berlama-lama singgah di kawasan itu. Kulcim dibangun di atas area bantaran Sungai Cimanuk. Tepatnya di jalan Siliwangi. Saat ini kulcim kian mendapat perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Indramayu, sehingga kawasan Kulcim itu semakin ditata lebih apik.
Puluhan pedagang makanan dan minuman yang ada sebenarnya eks para pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya mangkal di sekitar Alun-alun Kabupaten Indramayu. Pada masa Bupati Indramayu dijabat Irianto MS Syafiuddin atau Yance, para PKL direlokasi ke kios-kios Kulcim.
Awalnya jumlah pengunjungnya terbatas. Tetapi kini jumlah pengunjung Kulcim makin bertambah banyak seiring makin dikenalnya kawasan pusat kuliner Indramayu itu.
Jajanan Khas
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadis Budpar) Indramayu, Carsim mengemukakan, kawasan Kulcim pada malam minggu dan hari-hari libur, ramai dikunjungi masyarakat, sehingga kondisinya seperti pasar malam. Para pengunjung sambil melepas lelah bersama keluarga menikmati jajanan khas Indramayu.
Ramainya pengunjung Kulcim itu kata Carsim manfaatnya untuk masyarakat. Diharapkan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif makin berkembang. “Saya punya rencana ingin menjadikan kawasan Kulcim yang ramai ini seperti kawasan Malioboro di Yogyakarta yang jika sore hingga malam selalu ramai dikunjungi masyarakat,” katanya.
Jika Yogyakarta punya Malioboro sebagai pusat kuliner, aksesoris, sandang, seni dan budaya maka Indramayu punya kawasan Kulcim. Ke depan kawasan Kulcim akan mendapatkan sentuhan-sentuhan berupa pementasan seni, budaya dan sebagainya.
Sebagai Kadis Budpar, lanjut Carsim jika malam minggu, sering berkunjung ke Kulcim bersama teman-teman Dinas Budpar memberi mensuport pada pementasan seni, budaya dan sebagainya. “Kadang-kadang saya juga ikut menyanyi. Tidak dibayar malah dikompres disuruh sawer,” katanya sambil tertawa. (taryani/fs)
Wisata
Carsim, Sulap Kuliner Cimanuk Jadi Mirip Malioboro
Rabu 16 Okt 2019, 09:04 WIB