Uncategorized

Richard Sam Bera, Mantan Perenang Nasional Disiplin & Pantang Menyerah

Sabtu 07 Sep 2019, 07:33 WIB

PERJALANAN hidup legenda renang Indonesia Richard Sam Bera semasa menjadi atlet hingga pensiun patut menjadi inspirasi. Untuk menjadi dirinya yang sekarang, Richard mengaku telah melalui proses panjang yang memberinya banyak pelajaran hidup. Semangat pantang menyerah serta kedisiplinan adalah kunci keberhasilan mantan perenang nasional ini. Sebagai atlet renang, Richard Sam Bera terbiasa menjalani kehidupan yang serba teratur. Ia menjalani kehidupan yang sangat ketat dengan disiplin tinggi. Ia mulai menyelami dunia renang di usia sangat muda, yaitu 6 atau 7 tahun. Baginya renang bukan pilihan, melainkan sebuah keharusan. Melihat potensi dan kecintaannya kepada olahraga ini, orang tua Richard memutuskan untuk memasukannya ke klub renang. Ia memulai karir dengan bertanding di kompetisi renang tingkat pemula dan kelompok usia, hingga akhirnya menjadi seorang atlet nasional. Bagi Richard yang sekarang menjadi Ketua Umum Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) kehidupan yang ketat adalah sebuah tantangan. Selama 30 tahun berkarir sebagai perenang, Richard harus mampu menyeimbangkan antara karir dan pendidikan. Dengan sesi latihan pagi yang selalu di mulai pukul 4 dinihari, dan sesi sore yang dimulai dari pukul 4 hingga 6 sore, Ia masih harus mengerjakan PR sekolah dan berbagai kegiatan lainnya. Namun, dengan ritme latihan yang begitu tinggi, mantan atlet nasional ini mampu menyelesaikan pendidikan tinggi pada dua jurusan sekaligus, yaitu Ilmu Ekonomi dan Ilmu Politik. Menjadi atlet nasional bagi Richard adalah sebuah pencapaian hebat. "Dulu memang menjadi atlet adalah sebuah perjuangan. Atlet harus pandai melihat peluang. Setiap kali ada kesempatan bertanding harus diambil.Tapi, dulu juga tidak terlalu banyak distraksi, terutama beban pikiran," kata Richard dalam laman resmi Kemenpora, belum lama ini. MEDIA SOSIAL Menurut Richard, hal itu banyak dialami oleh atlet sekarang, terutama karena media sosial. Akan tetapi, saat ini kesempatan untuk mereka menampilkan diri lebih terbuka. Tantangan baru yang muncul dari era informasi ini, saingan menjadi lebih banyak. Ia ingin anak muda Indonesia menyadari bahwa kesempatan untuk menjadi atlet yang berhasil jauh lebih besar saat ini. "Peluangnya lebih besar, jangan ragu untuk berkarir disitu. Anak muda Indonesia tak perlu ragu menjadi atlet, itu merupakan sebuah pilihan hidup yang terhormat," lanjutnya. Ia juga berharap, kedepannya olahraga menjadi bagian kehidupan yang inti serta dapat membantu peningkatan karakter positif bangsa Indonesia. "Jangan pernah takut akan kegagalan, karena itu merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk masa mendatang, kegagalan juga yang mengajarkan kita untuk bangkit meningkatkan kualitas kita ke depan," pesan Richard. Setelah pensiun, Richard sempat berkecimpung di dunia konsultasi transportasi, penyiar olahraga, media, dan marketing, sebelum menjadi Ketua BOPI, organisasi yang meregulasi semua olahraga profesi di Indonesia. Sebagai Ketua BOPI, Richard juga mengaku punya tanggung jawab untuk membuat kompetisi sepakbola profesional, Shopee Liga 1, berjalan dengan baik. Terlebih BOPI merupakan organisasi yang memberikan rekomendasi penyelenggaraan kompetisi Liga1 dan Liga 2 yang diajukan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB). Alasan itu pula yang membuat Richard memberikan teguran keras kepada PT LIB jika kompetisi berjalan tidak semestinya, termasuk insiden pelemparan batu ke bus Persib Bandung, Sabtu (14/9) malam WIB. Insiden terjadi setelah pertandingan PS Tira vs Persib di Stadion Pakansari. Bus rombongan Maung Bandung jadi korban pelemparan oknum suporter tuan rumah. "BOPI mengecam keras tindakan-tindakan anarkis dan melawan atau tidak menghormati hukum di setiap perhelatan olahraga profesional di Indonesia," ungkap Richard. BOPI juga mendesak LIB, selaku operator kompetisi serta PSSI sebagai federasi sepakbola Indonesia, segera mengambil tindakan dan sanksi keras untuk membuat jera kepada pihak yang bertanggung jawab. Diketahui, dalam insiden tersebut, dua pemain Persib yakni Omid Nazari (Filipina) dan Febri Hariyadi menjadi korban. Nazari menjadi korban yang paling parah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. (junius/bu)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor