Selebritis

Joko Anwar ‘Gundala’ Sutradara yang Filmkan Super Jagoan Lokal

Kamis 05 Sep 2019, 09:09 WIB

SUTRADARA yang tengah melejit namanya Joko Anwar (43) tengah menikmati reaksi penonton yang menyaksikan karya fenomenalnya, ‘Gundala’, satu film super hero lokal siap ditayang di bioskop tanah air mulai Kamis (29/8/2019). Dia juga siap merilis film horor pada September 2019 mendatang. Tak kalah membanggakan, Joko mendapat undangan untuk memutar film terbarunya itu pada Toronto International Film Festival 2019 yang akan digelar pada September nanti di Toronto, Amerika Serikat. "Nggak nyangka sama sekali. Awalnya aku nggak percaya, bener nggak,  nih. Programner Director Toronto International Film Festival menghubungi kami dan bilang suka sekali pas lihat trailernya. Mereka mau film ‘Gundala’ diputar di festival itu," ujar Joko yang sebelumnya juga meroket namanya saat menggarap film horor ‘Pengabdi Setan’ tahun 2017 lalu. "Aku tak pernah neko-neko ingin ini-ingin itu. Tapi tiap kali menulis dan bikin film, aku ingin total, semua yang tergambar dalam imajinasiku bisa dipenuhi oleh arts dan properti sehingga setting ceritanya lengkap memenuhi cerita yang dibikin. Bahkan sakin telitinya, bekas lokasi syuting pun bisa menjadi tempat wisata dadakan. Itu pula yang terjadi di lokasi syuting ‘Pengabdi Setan’ di Bandung," terang sutradara asal Medan, Sumatera Utara ini. Di film super hero ‘Gundala’, dia pun berharap semua properti yang digunakan bisa menjadi icon dan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, karena memang digali dari budaya karakter bangsa Indonesia. Dia bahkan mengaku sempat bertapa di kuburan. "Orang luar aja suka, masa anak bangsa sendiri nggak," tandas kreator kelahiran Medan, 3 Januari 1976 ini. Merujuk kasta festival film internasional, festival film Toronto merupakan satu dari lima festival film bergengsi dunia selain Cannes Film Festival, Venice Film Festival, Berlin Film Festival serta Sundance Film Festival guna memperebutkan penghargaan People’s Choice Awards. Apalagi film ‘Gundala’ adalah satu-satunya film dari Asia Tenggara yang diputar di program Midnight Madness. Joko yang masa kecilnya memang suka menonton film-film laga, kungfu, kini bisa mewujudkan imajinasinya tentang seorang super hero. Dia menggilai Barry Prima. "Dulu abis nonton film kungfu, begitu keluar bioskop langsung seolah-olah jadi jagoan. Besoknya di sekolah, jurus-jurus kungfu yang kutonton kutirukan dengan semau gue hehe," kenangnya tertawa. Karena sering nonton film dan baca buku, Joko pun sudah mampu menulis cerita dan bahkan menjadi sutradara di pentas-pentas drama di sekolahnya baik di SMP maupun di SMAN 1 Medan. "Tamat SMA aku sebetulnya ingin kuliah film, tapi orang tua tak mampu. Aku kuliah di Institut Teknologi Bandung untuk belajar Aerospace Engineering," ungkapnya. Namun karena hobinya menulis sejak kecil, akhirnya Joko menjadi wartawan dan kritikus film. Jodohnya di industri film dimulai saat mewawancarai sutradara Nia Dinata yang memberinya kepercayaan menulis skenario film Arisan yang kemudian menuai pujian dari para kritikus dan memenangkan beberapa penghargaan di dalam dan luar negeri termasuk sebagai Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2004 and ‘Best Movie’ di MTV ‘Indonesia Movie Awards’ di tahun yang sama. Joko juga menjadi astrada 2 di film Biola Tak Berdawai. Setahun kemudian, Joko naik pangkat dengan menyutradarai film Janji Joni (Joni's Promise). Sontak dia bikin kejutan lagi karena filmnya itu menjadi salah satu peraih box office terbesar dan memenangkan "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards tahun 2005. Janji Joni (Joni's Promise) juga masuk dalam seleksi beberapa festival film internasional. Di film itu juga dia bisa berkenalan sekaligus mengarahkan Barry Prima, idolanya waktu masa kecil dulu. "Di film lah gue bisa mendapatkan suprise seperti ini. Makanya waktu kecil aku sebetulnya bercita-cita jadi bintang film. Terus abangku bilang: "kau kurang ganteng, hehe.." kembali Joko terkenang. Selanjutnya, nama Joko terus meroket sebagai sineas muda brilian. Beberapa kali dia mendapatkan penghargaan sebagai sutradara tercerdas, termasuk saat menggarap film Kala tahun 2007. Joko betul-betul produktif, karena selain untuk digarap sendiri, dia juga membikin skenario dan cerita buat sutradara lain. Sampai saat ini, Joko Anwar sudah terlibat di 25 judul film nasional sejak tahun 2003 sampai sekarang, baik sebagai sutradara, penulis skenario, produser, pengisi suara (dubber) maupun sebagai pemain. Kini, selepas ‘Gundala’, Joko juga siap merilis film horor berjudul Perempuan Tanah Jahanam dan akan melanjutkan proyek produksi Semesta Jagat Sinematik Bumilangit tentang jawara dan patriot. Menurut dia, total ada delapan judul film yang akan digarap kemudian, yaitu ‘Sri Asih’, ‘Godam dan Tira’, ‘Si Buta Dari Goa Hantu’, ‘Patriot Taruna’, ‘Gundala Putra Petir’ (sekuel ‘Gundala’), ‘Mandala Golok Setan’ dan ‘Patriot’. (ali/d)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor