ADVERTISEMENT

Melestarikan Budaya Lewat Lebaran Betawi

Senin, 22 Juli 2019 07:05 WIB

Share
Melestarikan Budaya Lewat Lebaran Betawi

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PULUHAN ribu warga antusias mengunjungi Lebaran Betawi  yang digelar di Silang Monas, Jakarta Pusat. Selain dihadiri Gubernur Anies Baswedan, puncak kegiatan Lebaran Betawi disemarakkan dengan parade budaya nasional. Aneka budaya dan kesenian nasional termasuk tentunya Budaya Betawi disuguhkan pada acara tersebut.   Gambang Kromong, Tanjidor, Ondel-ondel, Palang Pintu, dan berbagai kesenian tradisional lainnya mampu menghibur pengunjung. Berulang kali tepuk riuh dari penonton pertanda puas dengan sajian beragam kesenian tradisional membahana. Para seniman bersemangat menunjukkan kebolehannya.  Lebaran Betawi  pun  berlangsung semarak. Selain kesenian, budaya dan ornamen, beragam kuliner Betawi  seperti bir pletok, kerak telor,  es slendang mayang, dan dodol, juga disajikan dalam Lebaran Betawi bertajuk, “Dengan Budaye Kite Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Indonesia” itu. Upaya memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui kampanye masif termasuk momen Lebaran Betawi di tengah gempuran budaya dan kesenian perlu kita dukung. Melestarikan budaya Betawi, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya sudah menerbitkan peraturan baik berupa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi maupun Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi. Amanat dari peraturan itu bertujuan melestarikan budaya Betawi, sehingga menjadi ciri khas yang kuat bagi Jakarta. Misalnya dalam Pergub itu, menawarkan beberapa jenis ikon budaya Betawi yang bisa dipilih untuk dipasang di gedung atau perkantoran. Membumikan dan menggelorakan budaya bangsa termasuk Betawi itu, diharapkan bisa bisa membentengi generasi penerus dari rongrongan budaya asing. Di zaman now, budaya Betawi dan budaya nusantara lainnya harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Karena itu, tradisi Lebaran Betawi dan budaya nusantara lainnya tidak boleh redup ditelan zaman. Selain masif berkampanye dan berkegiatan, untuk mengakarkan budaya Betawi dan nasional, kita juga harus berinovatif sehingga tidak terkesan monoton. @*

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT