SPORT

Pecatur Ini Mengalah Buat Nyeningin Cowok

Kamis 22 Nov 2018, 00:18 WIB

BERMAIN catur membawa keasyikan tersendiri bagi Medina Warda Aulia. Dara cantik ini mencintai olahraga catur hingga akhirnya tercatat sebagai pecatur termuda Indonesia yang sukses meraih gelar Womens Grand Master (WGM). "Bermain catur, pikiran harus fokus namun harus lebih rileks. Aku sih asyik-asyik saja. Bisa sambil makan, minum teh kali main catur,” kata dara kelahiran 7 Juli 1997 ini ditemui di sela-sela Dwi Tarung melawan WGM Janelle Mae Frana (Filipina), baru-baru ini. Medina merupakan Grandmaster Perempuan (WGM) termuda Indonesia. Ia berhasil memecahkan rekor Grandmaster yang dicetak seniornya Irene Kharisma Sukandar, Grandmaster Perempuan pertama Indonesia ketika usianya baru menginjak 16 tahun 2 bulan. Irene sendiri meraihnya dalam usia 16 tahun 7 bulan. Ia meraihnya saat mengalahkan Fide Master Lanita Stetsko di babak kesepuluh Kejuaraan Catur Yunior Dunia yang digelar di Turki, September 2013 lalu. Meski telah bergelar WGM, tak membuat Medina sombong. Ia tetap melayani permintaan tanding kecil-kecilan dengan teman-teman sekolahnya dan santun menjawab pertanyaan wartawan jika sedang mengikuti kejuaraan. SENGAJA MENGALAH Anak ketiga dari 6 bersaudara ini kadang sengaja membiarkan dirinya kalah dari temannya. ”Teman-teman cowok, suka ngajakin main catur. Aku kadang sengaja kalah biar mereka merasa senang, bisa ngalahin Medina, gitu,” ujar Medina. Warga Babelan, Bekasi ini, merupakan salah satu pecatur perempuan terbaik Indonesia saat ini. Segudang prestasi baik tingkat nasional maupun internasional sukses disabetnya. Prestasi yang diraihnya, kata Medina, tak luput menuntut dirinya harus menjaga kebugaran tubuhnya . Untuk itu ia melakukan persiapan fisik yakni olahraga joging dan latihan teknis selama 6 jam. USIA 9 TAHuN Medina baru mengenal catur di usia sembilan tahun. Awalnya, ia hanya menonton kakak dan ayahnya bermain catur di rumah. Lama-lama ia tertarik untuk belajar. “Catur seperti permainan perang-perangan,” kenangnya. "Aku jadi suka dan mulai menekuninya," sambungnya. Namun Medina terbilang cerdas. Ia yang selalu berhasil duduk di rangking pertama dari taman kanak-kanak hingga lulus SD, mulai diajarkan catur selama tiga bulan lalu berhasil jadi juara dalam kejuaraan tingkat DKI. Setelah tingkat DKI, ia kembali mengikuti kejuaraan di tingkat nasional (kejurnas) dan juga berhasil jadi juara pertama. Ia pun sudah sukses merebut sederet trophy juara. Walau demikian Medina belum puas. Ia masih ingin seperti Judith Polgar, pecatur perempuan asal Hungaria yang meraih gelar Grand Master dunia pada usia 15 tahun empat bulan. "Aku memang mengagumi Judit. Jadi aku kepengen meraih seperti yang diraih Judit jadi Grand Master," pungkas Medina. (prihandoko/bu)

Tags:

admin@default.app

Reporter

admin@default.app

Editor