ADVERTISEMENT

Satgas Pangan Tegaskan Tidak Ada Telur Palsu

Jumat, 16 Maret 2018 17:12 WIB

Share
Satgas Pangan Tegaskan Tidak Ada Telur Palsu

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri membantah adanya telur palsu seperti isu yang berkembang di masyarakat, Bantahan itu disampaikan, pada Jumat (16/3/2018) di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Dalam keterangan pers yang dihadiri oleh Kasatgas Pangan Polri Irjen Setyo Wasisto, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Sugiyono dan Direktur Kesehatan Masyarakat dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Samsul Maarif, ditegas penyebar isu telur palsu itu bisa dijerat dengan UU IT. Irjen Setyo Wasisto  yang juga Kadiv Humas Mabes Polri mengatakan dengan viralnya kabar telur palsu di media sosial sangat merugikan peternak ayam bertelur dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. "Akhir akhir ini muncul di medsos ada video soal telor palsu walaupun yang di Sumbawa sudah dilakukan peyelidikan dan dinyatakan itu tidak benar. Tapi makin hari makin banyak bereda telor-telor palsu menurut mereka yang ada di pasar. Ini sagat menggangu," ujarnya saat konferensi pers. Setyo menambahkan bahwa menjelang pilkada dan bulan puasa, pasti dibutuhkan pasokan telur yang banyak karena kebutuhan tinggi, dan dengan adanya video viral tersebut maka akan meresahkan masyarakat. "Dengan adanya film pendek ataupun video-video singkat, sangat meresahkan konsusmen. Konsumen menjadi tidak yakin, dan konsumen jadi ragu-ragu pada saat mereka mau beli di pasar atau toko," tambahnya. Sedangkan menurut Samsul Maarif, telur palsu tidak mungkin ada secara akal sehat. Jika pun ada harga pembuatannya akan sangat mahal bisa mencapai satu setengah kali dari harga telur biasa, dan ia mengatakan bahwa itu bukan palsu tapi karena sudah terlalu lama. [caption id="attachment_527006" align="alignnone" width="660"]kadivhumaspolri Irjen Setyo Wasisto didampingi Sugiyono (kanan) dan Samsul Maarif (kiri)[/caption] "Kemungkinan yang paling besar seperti bentuk kuningnya lembek, kemudian putihnya cair, itu juga pengaruh karena terlalu lama telur itu. Kalau palsu tidak akan mungkin terjadi. Ini mohon perhatian kalau masyarakat itu merasa dikelabuhi dengan telur palsu," kata Samsul Maarif. Ia menambahkan bahwa telur yang telah disebar ke beberapa daerah bukan palsu dan sudah dicek. "Yang disebar kebeberapa daerah itu sudah dilakukan pengecekan laboratorium. Itu telur bukan palsu. Saya yakin kalau barang konsumsi demikian jarang ada yang lebih dari 4 minggu. Yang perlu saya garis bawahi di sini, telur palsu itu tidak ada," tegasnya. Sedangkan menurut Sugiyono, telur merupakan produk biologis dan tidak mungkin bisa dipalsukan karena komponennya jelas. "Jadi, telur itu produk biologis. Tidak bisa dipalsukan. Harganya jelas perkilo 20-30ribu. Kalau mau dipalsukan berapa biayanya? Tidak mungkin bisa dipalsukan. Nanti bakalan ada sperma palsu, nanti ada produk biologis lainya yang palsu, itu tidak mungkin." Kata Sugiyono.(cw1/b)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT