ADVERTISEMENT

Tarif LRT Diusulkan Beda Antara Jam Sibuk dan Bukan

Jumat, 26 Januari 2018 01:06 WIB

Share
Tarif LRT Diusulkan Beda Antara Jam Sibuk dan Bukan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA- Light Rail Transit (LRT) dalam beberapa bulan ke depan siap beroperasi melayani penumpang. Meski pembangunan infrastrukturnya saat ini baru mencapai 57 persen namun sudah bisa melayani operasional untuk koridor pertama jurusan Pegangsaan Dua - Rawamangun. Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi menyatakan saat ini pembangunan LRT terus dikebut agar selesai sebelum pelaksanaan Asian Games. "Saat ini meski secara umum, pembangunan proyek LRT baru sekitar 57 persen, namun secara konstruksi sudah mendekati selesai," ujar Satya pada acara jumpa pers di proyek Depo LRT Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Jakut, Kamis (25/1). Menurutnya pihak produsen kereta di Korea Selatan sudah komit akan mendatangkan kereta tersebut pada bulan April. "Sesuai perjanjian, kereta akan tiba di Jakarta bulan April dan bulan Mei sudah bisa diuji coba," papar Satya sambil menjamin sebelum pelaksanaan Asian Games pada bulan Agustus, LRT sudah siap beroperasi. "Tapi saya tidak tahu setelah LRT beres diuji coba masih ada waktu beberapa bulan menjelang Asian Games, apakah LRT akan dioperasikan untuk umum atau diistirahatkan dulu untuk menyambut pesta olahraga tersebut. Semuanya tergantung pada keputusan Gubernur DKI Jakarta," ujar Satya. Untuk tahap awal ini, PT Jakpro telah memesan kereta 16 rangkaian. "Nantinya tiap kereta yang beroperasi di koridor ini masing-masing terdiri dari empat gerbong dengan kapasitas 540 penumpang karena tiap gerbong dapat menampung 135 orang. Head way ditargetkan tiap 10 menit," jelas Satya sambil menambahkan sistem transportasi kereta ringan dijamin aman dan nyaman. Mengenai tarif tiket LRT, Satya akan mengusulkan kepada Gubernur agar menggunakan sistem tarif berbeda antara jam sibuk dan jam longgar seperti yang diterapkan oleh operator ojek online pada saat ini. "Misalnya pada jam longgar, tarifnya cukup Rp 4 ribu tapi pada jam sibuk yakni berangkat atau pulang kerja tarifnya Rp 10 ribu. Saya pikir ini tidak masalah bagi kaum pekerja karena mereka pun tiap hari mampu bayar ongkos ojek sampai Rp 20 ribu," paparnya. (joko)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT