ADVERTISEMENT

Cegah Radikalisme, Pesantren An-Nahdlah Depok Adakan Seminar Santri Untuk NKRI

Senin, 22 Januari 2018 08:57 WIB

Share
Cegah Radikalisme, Pesantren An-Nahdlah Depok Adakan Seminar Santri Untuk NKRI

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK -Pondok Pesantren An-Nahdlah, Depok menyelenggarakan seminar berjudul Santri Cerdas dan Beriman untuk NKRI. Acara ini terselenggara atas kerjasama dari Pengurus CabangNahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok, Pondok Pesantren An-Nahdlah, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Depok. Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk memperkuat pemahaman para santri terhadap hubungan nilai-nilai Islam Ahlu sunnah wal Jamaah an-Nahdliyah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, acara ini juga bertujuan mengelola dan membina santri agar memahami pentingnya ideologi dan sistem demokrasi Indonesia. Terutama dalam rangka menangkal radikalisme dan isu SARA. Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Depok, Kiai Ahmad Solechan, M.Si., dan Analis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kunto Nugroho, S.Sos., beserta jajaran pimpinan, kepala Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah An-Nahdlah. Acara diawali dengan penampilan rebana dari Grup Hadrah An-Nahdlah. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan Yasin dan tahlil bersama-sama yang langsung dipimpin oleh Kiai Achmad Solechan. Selanjutnya, dilanjutkan dengan acara seminar.Acara yang diikutioleh 180 lebih santri tersebut berjalan semarak. Terlihat para santri sangat antusias mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab seminar. Dalam seminar tersebut, Achmad Solechan sebagai pembicara pertama memaparkan tentang pentingnya aswaja an-nahdliyah bagi para santri. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang sistem khilafah Islamiyah yang tidak relevan dengan bangsa ini. Sebab, masyarakat Indonesia sangat beragam dan sudah berdamai dengan system demokrasi. Ia juga memaparkan terkait perbedaan sistem khilafah pada zaman Khulafaur Rasyidin dan masa dinasti. Ia berpesan kepada para santri untuk selalu cinta tanah air dan tidak mudah terpancing dengan isu-isu SARA. “Harapan kami, edukasi tentang aswaja dan NKRI akan terus diselenggarakan di pesantren-pesantren yang ada di Depok. Hal itu penting untuk mengajarkan kepada santri tentang hubbul wathan” Kata Kiai Alech. Hal senada juga diungkapkan oleh pembicara kedua, Kunto Nugroho. Menurutnya, radikalis memerupakan awal mula terjadinya tindakan seperti ektremisme dan terorisme. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data yang dihimpun pada 2016 hingga 2017, anak muda dan remaja di usia sekolah sangat rentan terkena ideologisasi negatif semacam itu. “Saya kira acara ini sangat penting, agar para santri tahu apa itu radikalisme, dan seperti apa menyikapinya agar tidak terjebak di dalamnya. Selain itu, penting juga untuk para santri mengimplementasikan toleransi dalam kehidupannya sehari-hari,”  ujar Kunto saat ditemui setelah acara. Kunto memaparkan tentang data-data dan penyebab terorisme yang terjadi di Indonesia. Media sosial menjadi sorotan utama penyebaran paham radikalisme. Beberapa kasus bom yang terjadi di Indonesia, ternyata disebabkan oleh proses radikalisasi yang terjadi di media sosial facebook. Ia mencontohkan kasus pengeboman di Surabaya dan Mojokerto baru-baru ini menunjukkan bahwa pengebomnya telah diradikalisasi dengan kurun waktu yang tidak begitu lama, yakni sekitar 4 hingga 6 bulan saja. Dalam kurun waktu yang singkat, mereka dapat sangat radikal dan akhirnya menjadi ekstremis. Dalam acara tersebut, turut hadir pula Ketua Umum PMII Cabang Kota Depok, Ahmad Luthfi. Ia menyambut baik dan berkomitmen untuk meneruskan program penguatan kebangsaan dan nasionalisme di pesantren-pesantren di Kota Depok. “Saya kira sinergitas pesantren dan PMII perlu dijaga. Hal itu mengingat maraknya berita hoax dan ujaran kebencian bermunculan di media sosial. Sebagai penguat kaum intelektual muda NU, peran serta PMII sangat dibutuhkan untuk mengedukasi para santri untuk selalu selektif,” ujar Luthfi saat ditemui di lokasi acara. Dengan terselenggaranya acara ini, Pesantren An-Nahdlah, PCNU dan PMII Kota Depok akan terus ikhtiar dan berkomitmen menyerukan kewaspadaan terhadap isu-isu SARA, radikalisme, dan ekstremisme. (rilis/sir)  

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT