ADVERTISEMENT

Penyebab Selasar Gedung BEI Ambruk Masih Misteri

Rabu, 17 Januari 2018 00:03 WIB

Share
Penyebab Selasar Gedung BEI Ambruk Masih Misteri

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) - Ambruknya selasar Bursa Efek Indonesia (BEI) di Lantai I Tower 2, Jl. Sudiman, Jakarta Selatan hingga kini masih misteri. Meski demikian, gedung berlantai 32 itu layak digunakan kembali. Mulai Rabu (17/1), aktivitas gedung ini kembali menggeliat. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, Tim Puslabfor Polri dan Dirkrimum Polda Metro Jaya selesai olah TKP. Beberapa sampel sudah dibawa seperti material, logam maupun beton dan akan diuji di laboratorium. Kegiatan di lokasi itu dinyatakan selesai tinggal pembersihan material kaca dan cor beton. "Tower 1 tidak masalah karena bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi tower 2 ada beberapa yang tak bisa untuk berkegiatan karena akses ke tower dua masih terbatas. Secara umum sudah disampaikan bahwa gedung itu aman dan layak digunakan. Tinggal proses pembongkaran dan permbersihan material," kata Setyo, Selasa (16/1). Penyidik Polda Metro Jaya juga masih bekerja dan sudah memeriksa 10 saksi. Merka itu terdiri dari mahasiswi, sekuriti, pegawai, resepsionis dan pegawai. "Pemeriksaan masih panjang, kami akan memeriksa beberapa saksi-saksi lain. Terutama yang mengetahui dan melihat patahnya selasar itu," sambungnya. DIGUNAKAN KEMBALI Pengelola Gedung Bursa BEI, Farida Riyadi juga menyebutkan, gedung tersebut layak digunakan kembali. “Kesimpulan ini bukan hanya dari hasil olah TKP polisi, tapi juga dari hasil konsultan independen yang mengecek struktur dan kekuatan gedung BEI,” katanya, seraya menambahkan, mulai hari ini gedung dapat digunakan kembali. Farida mengatakan, konsultan independen yang ditunjuk itu berasal dari Laboratorium Sturktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik UI, PT Gistama Inti Semesta selaku structure consultant, PT Arkonin sebagai Structure Consultant, dan PT Remata Jasa Optima sebagai Partner Structure Consultant. STRUKTUR GEDUNG Dari hasil assesment itu, struktur yang mengalami kegagalan itu struktur sekunder bukan struktur utama gedung. Kegagalan dimulai dari kapasitas sambungan penggantung lantai mezzanine yang terlampaui. Antara gedung tower 1 dan 2, bangunan indpenden yang secara struktur tepisah satu sama lain. "Selama penelitian disarankan tidak difungsikan di struktur sekunder itu. Dari konstruksi gedung bangunannya aman karena ini tidak ada sangkut pautnya dengan struktur sekunder yang ambruk itu," pungkasnya. Terkait gedung BEI dibangun beda kontraktor, Farida menjelaskan, tower 1 dibangun selisih dua atau tiga tahun dari tower 2. "Sehingga kami akan menguatkan semua selasar tower 1-2 agar benar-benar aman,” katanya. DIITANGUNG BEI Sementara untuk pasien, pihak kepolisian masih melakukan pendataan. Hingga, Selasa malam masih ada 61 orang yang dirawat di beberapa rumah sakit. Sedangkan 12 orang sudah pulang. Manajemen BEI memberikan karangan bunga kepada korban mezanin tower 2 BEI di RS. Mintohardjo Jakarta Pusat. "Semoga lekas diberikan kesembuhan," tulis Manajemen Gedung BEI PT First Jakarta International. Sebelumnya Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin mengunjungi korban di RS Mintohardjo dan RS Jakarta. Dia hadir bersama dengan jajarannya dan Rektor Universitas Bina Darma Buchari Rachman. “Alhamdulillah semua di tangani dengan baik," kata Alex saat mengunjungi mahasiwea Universitas Bian Draman Palemangb yang menjadi korban reruntuhan selasar SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Di tempat terpisah, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mendesak pemprov mengecek sertifikat laik fungsi (SLF) Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Bila tidak mengantongi sertifikat tersebut maka pengelola terancam hukuman kurungan enam bulan atau denda Rp50 juta. Prasetyo mengatakan, bila pengelola mengantongi SLF, maka kecil kemungkinan peristiwa itu bisa terjadi. Sebab, SLF dikeluarkan melalui penelitian teknis yang ketat. (john/ilham/adji/silaen/iw/st) https://youtu.be/X3aB-yqS4JI

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT