Tara Adia Dua Jam Kesurupan Saat Syuting Film Sarah Specx

Rabu 27 Des 2017, 06:31 WIB

TANTANGAN penghayatan atas peran yang diberikan membuat Tara Adia total memainkan peran yang dipercayakan padanya, dalam film layar lebarnya yang perdana, memerankan gadis Indo yang hidup di abad 16 tapi hadir di dunia hari ini. Dia mengaku bertemu dengan tokoh Saartje Specx alias Sarah yang diperankan olehnya, yang ternyata memang sosok nyata adanya di masa lalu. Hal itu terjadi ketika Tara Adia suting di Kota Tua yaitu di Museum Fatahillah, Jakarta Kota. Dia sedang berkeliling sekitar lokasi, ketika dia merasa ada yang aneh pada dirinya. Lalu tubuhnya merasa berat. Lalu dia merasa berubah. Dia berbicara dan bertingkah laku, yang tak pernah dilakukan sebelumnya. “Saya masih sadar, tapi saya ngomongin hal hal yang nggak pernah saya omongin sebelumnya. Saya tahu itu bukan saya, “ kenangnya. Dia misalnya, mendadak memperhatikan perempuan di sekitarnya lebih detil. Memegang tangan temannya, sesama pemain dan mengelus elus kulitnya, seperti belum pernah lihat sebelumnya. Dua jam dia ‘kemasukan’ tokoh Sarah Specx, dan orang orang yang didekatnnya tahu dia bukan Tara Adia. “Kata mbak (pembantu) saya, saya berteriak teriak memanggil sutradara, dan hiper aktif. Padahal hari hari saya nggak gitu, “ kenangnya. Saartje Specx (1617–1636) alias Sarah Specx adalah putri Jacques Specx, Gubernur Vereenigde Oostindische Compagnie (VoC) dari selir asal Jepang. Pada tahun 1629, dia tinggal di Batavia, di bawah perlindungan Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Sarah adalah satu satunya perempuan yang diizinkan masuk benteng Batavia. Sebagai remaja cantik, Sarah banyak disukai petinggi Hindia Belanda, tapi Sarah jatuh cinta dengan Pieter Cortenhoeff, seorang prajurit rendahan di dalam benteng VOC dan dituduh berhubungan seks di kediaman Coen. Saat itu Sarah masih 15 tahun. Masa itu, hubungan cinta antar ras sangat terlarang, apalagi dilakukan dalam benteng. Maka keduanya dihukum mati. Coen memutuskan Pieter Cortenhoeff dipenggal di depan Saartje ‘Sarah’ Specx di depan Balai Kota Batavia. Dalam film ‘Staduis Schandall’, yang disutradarai Adisoerya Abdi dan suting di kawasan Kota Tua - yang dulu dijadikan kantor Pemerintahan Hindia Belanda, Sarah menjelaskan bahwa cintanya kepada Peter adalah cinta murni dan mereka tidak melakukan hal hal yang dituduhkan itu. “Saat saya ‘kemasukan’ itu, saya diperlihatkan kondisi Pieter di dalam penjara, di bawah tanah, yang sudah pasrah karena mau dihukum mati. Tubuhnya dirantai. Bahkan saya diperlihatkan sekilas, ketika eksekusi itu, “ papar Tara Adia. Menurut Tara Adia, 24, Sarah senang kehidupannya dikisahkan kembali di hari ini. Dan dia bisa meluruskan bahwa cintanya dengan Peter adalah cinta suci dan mereka tak pernah melakukan hal hal yang dituduhkan kepada mereka. Pemilik nama lengkap Tara Adia Prawidaninggar yang baru diwisuda sebagai sarjana seni pertunjukkan dari IKJ ini, menyatakan, sangat menikmati proses suting film perdananya itu. Sebelumnya dia dikenal sebagai penyanyi, musisi, pemain violin handal untuk sejumlah konser, antara lain mengiringi penyanyi Kanada, Michael Buble saat konser di ICE - BSD City, Tangerang, Januari 2015 lalu. – dimas.

News Update