ADVERTISEMENT

Kakek Ini 20 Tahun Menjaga Pintu Kereta Tanpa Gaji

Kamis, 7 Desember 2017 01:47 WIB

Share
Kakek Ini 20 Tahun Menjaga Pintu Kereta Tanpa Gaji

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BAGI warga Kota Depok khususnya pengendara yang setiap hari melintas di Jalan Raya Dewi Sartika, saat ingin melewati pintu perlintasan kereta api pasti melihat pria tua yang selalu membantu mengatur lalu lintas. Keberadaan Yakub, 67, yang selalu menggunakan baju lengan panjang dan bertopi tentunya tidak asing lagi. Jika dirinya tidak berada di perlintasan KA itu akan menjadi pertanyaan banyak orang. Hampir 20 tahun lebih Yakub bekerja sosial atau membantu pengendara yang melintas walaupun ada petugas penjaga pintu perlintasan yang selama ini menjadi pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI). Tapi dirinya tetap bekerja membantu memberikan peringatan kepada pengendaran sepeda motor maupun mobil yang ingin melintas. “Pekerjaan membantu memberikan peringatan kepada pengendara motor maupun mobil memang baru dua bulan belakangan agak ringan karena adanya sistem satu arah (SSA) di Jalan Raya Dewi Sartika,” kata Yakup, warga asli Depok yang sempat menjadi pegawai swasta itu. Sekarang lebih ringan karena hanya mengingatkan pengendara yang datang dari arah Depok Jaya atau Sawangan saja agar berhenti dulu saat pintu palang kereta api menutupi jalan tersebut kalau dulu harus ekstra kerja karena harus menginggatkan warga dari dua arah saat Jalan Raya Dewi Sartika masih dua arah. Pekerjaan sosial ini memang hanya mengandalkan pemberian pengendara. Namun Yakub tetap mensyukurinya. Ia juga merasa senang bisa mengingatkan pengendara untuk berhati-hati karena kereta api akan lewat. “Biasanya jika ada pengendara yang membandel saya langsung teriak dan memberikan isyarat dengan tangan untuk stop atau berhenti terlebih dulu sambil tangan kanan memberikan petunjuk kearah datangnya KRL,” tutur bapak empat anak ini yang kini tinggal sendiri dia Kampung Lio, Kelurahan Depok. PANDAPATAN MENURUN Sejalan dengan pemberlakukan sistem satu arah di empat jalur jalan utama Kota Depok termasuk Jalan Raya Dewi Sartika kurun waktu dua bulan belakangan ini. Yakub mengakui hasil pemberian pengendara motor maupun mobil di ruas jalan tersebut sangat berkurang drastis. “Dulu dari pagi hingga sore hari berdiri di tengah rel ganda Bogor – Jakarta bisa membawa uang pulang sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu tapi sekarang hanya memperoleh Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu,” ujarnya karena yang melintas hanya satu arah saja dari Sawangan atau Peruman Depok Satu ke Jalan Raya Margonda. Walaupun pendapatan atau penghasilan dari pembarian pengendara yang melintas menurun kurun waktu dua bulan ini dirinya tetap bersyukur dan berterima kasih karena masih diberikan kesehatan serta bekerja walaupun sebagai pekerja sosial saja. “Alhamdulillah... dan lumayan masih dapat uang yang dikumpulkan untuk membayar uang kontrakan rumah di Kampung Lio ini,” imbuhnya Ia mengaku dirinya menjadi penjaga pintu perlintasan sejak tahun 1999 ketika itu dirinya sangat prihatin melihat seringnya terjadi kecelakaan di mana pengedara motor tertabrak kereta rel listrik. Suka dukanya ia sering diomelin pengendara yang tak sabaran karena palang pintu terlalu lama ditutup padahal kereka masih agak jauh. “Sebetulnya tidak lama dan tidak jauh kereta yang akan melintas karena jalurnya kan sudah ada sendiri jadi paling lama membutuhkan waktu lima menit menunggu kereta melintas. Tapi pengendara sudah tak sabaran,” ujarnya Mengenai sampai kapan kerja sosial membantu petugas pintu perlintasan yang bertugas di pos jaga, Yakub hanya berujar sampai kedua kakinya sudah tak mampu berdiri, ia baru berhenti. (anton/bu)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT