ADVERTISEMENT

Jadikan Jakarta Pusat Budaya Nusantara dan Ikon Baru Pariwisata

Kamis, 21 November 2013 16:16 WIB

Share
Jadikan Jakarta Pusat Budaya Nusantara dan Ikon Baru Pariwisata

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MESKIPUN lebih dikenal dengan kota metropolitan, Jakarta tak pernah bisa lepas dari budaya Betawi. Buktinya, hingga saat ini, ondel-ondel masih sering digunakan sebagai ikon seni dan budaya yang mewakili kota Jakarta. Selain itu, ajang pemilihan Abang None pun masih terus diminati oleh para generasi muda. ond1lTeks : Ondel-ondel sebagai ikon budaya Betawi ikut meramaikan Jakarta Night Religious Festival  di Jalan Thamrin Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam memajukan kota Jakarta melingkupi berbagai macam aspek, salah satunya adalah seni dan budaya. Melestarikan kesenian dan budaya Jakarta merupakan hal yang tak kalah pentingnya dengan upaya mengurangi kemacetan dan mengendalikan banjir. Saat ini, Pemprov DKI Jakarta tengah merevitalisasi kawasan Setu Babakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Selama hampir 10 tahun, Setu Babakan telah ditetapkan sebagai cagar budaya Betawi. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta tidak tanggung-tanggung dalam mengalokasikan dana revitalisasi Setu Babakan, yaitu senilai Rp 260 miliar. Dana tersebut digunakan secara bertahap untuk proses revitalisasi yang akan memakan waktu dua tahun, yaitu Rp 160 miliar untuk tahun ini dan sisanya untuk tahun depan. Pengembangan karakter kota berciri khas Betawi dilakukan secara menyeluruh. Bahkan, Pemprov DKI Jakarta juga memberlakukan peraturan untuk mengenakan pakaian adat Betawi kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak Januari 2013. Lebaran Betawi atau acara-acara khas lainnya pun akan terus diselenggarakan sebagai upaya pengenalan dan pelestarian budaya Betawi. Pada Oktober 2013, Pemprov DKI Jakarta juga menggelar kegiatan pasar malam (night market) yang didominasi dengan hidangan khas Betawi, setiap hari Sabtu di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, tepatnya di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Nantinya, semua terminal bus juga akan didesain dengan ciri khas budaya Betawi, agar kota Jakarta memiliki ciri khas dan keunikan yang tak ada di kota lainnya. Revitalisasi tak hanya akan dilakukan di Setu Babakan, tetapi juga di kawasan Kota Tua yang memiliki nilai sejarah tinggi. Penataan ini dilakukan secara bertahap demi mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan Kota Tua sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hingga saat ini, Pemprov DKI Jakarta masih mempersiapkan semua persyaratan untuk pembentukan KEK yang membutuhkan proses yang cukup panjang dan rumit. Biaya pembentukan KEK Kota Tua sendiri baru akan mulai dianggarkan pada tahun 2014. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta mengusulkan untuk mengalokasikan anggaran dana sebesar 2,5% dari total jumlah APBD DKI Jakarta.kota tua1Teks : Kawasan Kota Tua dn Museum Fatahilla semaij ramai dikunjungi oleg wisatawan dalam negeri dan manca negara Langkah pelestarian budaya Betawi lainnya adalah pembangunan Masjid Raya Jakarta yang tak akan kalah megahnya dengan Masjid Istiqlal dan Jakarta Islamic Centre. Masjid raya ini akan dibangun di tanah seluas 17 hektar di Kampung Duri Kosambi, Jalan Daan Mogot km 14,5, Jakarta Barat. Anggarannya sudah dipersiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta dan akan mulai dibangun tahun 2013 ini. Yang akan membedakan Masjid Raya Jakarta dengan masjid besar lainnya adalah desain dan ciri arsitek bangunan yang mengambil khazanah budaya betawi. Pemprov DKI Jakarta juga berupaya untuk memperkenalkan ibu kota ke dunia internasional. Belum lama ini, Jakarta menjadi tuan rumah pada ajang lari maraton bertaraf internasional yang diikuti oleh 5.500 pelari dari dalam dan luar negeri. Rencananya, ajang lari maraton ini akan ditetapkan sebagai acara tahunan. Untuk mengetahui program Pemprov DKI Jakarta lainnya, silakan kunjungi http://www.jakarta.go.id. (adv)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT