Kopi Pagi Harmoko: Adil dan Beradab

Isu perubahan acap dijadikan sebuah slogan dalam kontestasi politik. Yang menjadi soal, apakah perubahan yang dilakukan itu menuju kebaikan atau menyisakan keburukan.

Politik beradab adalah perilaku politik yang menebarkan kesantunan, bukan memproduksi kecurigaan.

Mencermati pemimpin yang handal pun telah diajarkan sejak dulu kala melalui simbol- simbol kepemimpinan yang disebut Hasta Brata

Pembangunan infrastruktur itu penting, tetapi pembangunan manusia tidak kalah pentingnya.

Janganlah setelah terbangun koalisi, memenangkan kontestasi, lupa dengan jargon koalisinya, rakyat dibiarkan menanti tak pernah menikmati.

Kolaborasi akan semakin kuat jika diawali dengan keterbukaan dan kejujuran.

Oligarki tak jauh beda dengan konglomerasi yang ikut menentukan dalam pengambilan keputusan politik pemerintahan.

Memperingati Hari Pahlawan tak sebatas seremoni dan mengheningkan cipta, tetapi aksi nyata kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari.

Jiwa kepahlawanan yang tercermin melalui nilai-nilai patriotisme semakin penting diaktualisasikan di era kekinian. Jiwa patriotisme bercirikan cinta tanah..

Bicara Hari Pahlawan, tentu tidak lepas dari nilai –nilai kejuangan yang telah ditorehkan para pahlawan kita, sejak zaman dulu.

Resesi global, bagian yang perlu dimitigasi. Inilah perlunya mitigasi resesi secara bijak. Potensi lokal perlu dikuatkan, sebagai tameng resesi global.

Para leluhur Nuswantara mengajarkan urip sak madyo. Ora usah neko-neko, hidup secukupnya, sepantasnya. Tidak perlu berbuat yang aneh-aneh, macam-macam,

Bangsa kita adalah besar. Para leluhur Nuswantara telah membuktikannya, di mana dunia pun mengakuinya, menyebutnya sebagai Jamrud Khatulistiwa .

Sejak zaman dulu, dunia mengakui dan mengagumi Nuswantara dengan beragam kekayaan yang dimilikinya.

Kata Nuswantara sendiri berasal dari bahasa sansekerta. Disebut Nuswantara karena Nuswa yang berarti tempat yang dapat ditinggali - dihuni. Antara berarti di tengah.

Semua pihak perlu sadar diri bahwa pemilu adalah kontestasi sehat, etis dan bermoral.

Kita semua tentu tak ingin kebenaran palsu atau kesalahan palsu yang pada akhirnya akan merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Semangat membangun optimisme seperti itulah yang hendaknya digelorakan kepada setiap anak negeri, lebih-lebih kepada generasi penerus bangsa.

Di tengah manuver politik yang makin ramai menjelang pemilu 2024, keluar beragam istilah politik yang cukup menggelitik telinga publik.

Menjiwai Pancasila sepenuh hati, bukan setengah hati. Pancasila tak menjadi teks mati di atas kertas dan lembaran menempel di dinding.