POSKOTA.CO.ID – Sejumlah pengguna layanan pinjaman online (pinjol) mempertanyakan batas minimal keterlambatan pembayaran atau nominal utang yang bisa memicu kunjungan dari debt collector (DC) lapangan.
Isu ini menjadi sorotan di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat terkait penagihan langsung oleh pihak ketiga.
Edukator keuangan Hendra Setyo menyebut bahwa tidak ada acuan khusus yang menjelaskan secara pasti kapan dan kepada siapa DC lapangan akan diturunkan.
Namun, berdasarkan pengalaman pengguna dan data lapangan, pinjaman dengan nilai di atas Rp500.000 cenderung lebih berisiko untuk didatangi secara langsung oleh petugas penagih utang.
Baca Juga: Apakah BI Checking dan SLIK OJK Bisa Bersih setelah Galbay Pinjol? Simak Penjelasannya
Regulasi Masing-Masing Pinjol
“Dari kejadian-kejadian yang ada, dari data-data yang ada, dari pengalaman-pengalaman teman-teman yang pernah didatangi DC, rata-rata pinjaman mereka itu di atas Rp500.000. Di bawah Rp500.000, rata-rata banyak yang tidak didatangi,” jelas Hendra pada Minggu, 4 Mei 2025, dikutip Poskota dari kanal YouTube Fintech ID.
Meski demikian, keputusan untuk melakukan penagihan langsung tetap berada sepenuhnya di tangan pihak pemberi pinjaman.
Tiap perusahaan pinjol memiliki sistem dan kebijakan internal tersendiri dalam menentukan siapa saja yang masuk dalam daftar kunjungan lapangan.
“Semua itu adalah hak dan juga wewenang dari tim pinjol atau tim penagihannya. Mereka mempunyai daftar wishlist, siapa saja yang akan dikunjungi dan ditagih,” tambahnya.
Baca Juga: Pinjol Tidak Berhak Mengirim Debt Collector ke Kantor Peminjam, Informasi Penting untuk Anda
Dalam beberapa kasus, kunjungan bisa terjadi bukan karena nilai utang besar, melainkan karena kebetulan lokasi debitur berdekatan dengan target kunjungan lainnya.