JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sebagian pedSebagian pedagang di Mangga Dua Square, Jakarta Utara memilih bertahan meski sepi pengunjung dan omzet berkurang.agang di Mangga Dua Square, Jakarta Utara memilih bertahan meski sepi pengunjung dan omzet berkurang.
Rita, 40 tahu, pedagang siomay yang telah menggantungkan hidupnya di pusat perbelanjaan tersebut sejak 2013. Ia mengaku tidak ingin kehilangan pelanggan setia yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.
"Meskipun sepi, saya tetap bertahan. Kalaupun pindah, saya bisa kehilangan pelanggan dan harus mulai dari nol lagi. Itu lebih berat," kata Rita kepada Poskota di lokasi, Selasa, 29 April 2025.
Sebelum pandemi Covid-19, Rita mengatakan omzet penjualan mencapai Rp1 juta per hari. Kini, Rp200 ribu saja sudah dianggap lumayan daripada tidak sama sekali.
Baca Juga: Mangga Dua Sarang Barang Bajakan, Pengamat Ekonomi Desak Pemerintah Lakukan Pemberantasan
"Dulu bisa dapat sejuta sehari. Sekarang Rp200 ribu saja udah disyukuri," ucapnya, sambil melayani pembeli yang singgah.
Rita menyebut, momen-momen tertentu seperti bulan puasa, Lebaran, hingga akhir tahun masih menjadi penyelamat. Pada masa itu, pengunjung mulai ramai berdatangan dan penjualan bisa terdongkrak.
"Kalau momen ramai sih masih ada. Tapi tetap nggak seperti dulu. Sekarang jadi pedagang itu harus sabar dan telaten. Nggak bisa ngarep langsung laris kayak zaman sebelum pandemi," ujarnya.
Menurut Rita, sepinya pengunjung dipengaruhi perubahan perilaku belanja masyarakat yang kini lebih memilih belanja daring. Selain itu, akses ke pusat perbelanjaan tidak semudah dulu.
Baca Juga: Mangga Dua Square Kian Sepi, Banyak Toko Tutup Akibat Anjloknya Pengunjung
"Zaman sekarang orang maunya serba instan. Duduk di rumah, barang sampai. Kalau mau ke sini, harus naik kendaraan, cari parkir, jalan lagi. Repot, makanya mereka males," ucap dia.
Ia prihatin melihat banyak pedagang baru yang tidak bertahan lama di Mangga Dua Square. Menurutnya, hanya pedagang lama yang kuat dengan tekanan kondisi ekonomi saat ini.
"Pedagang yang baru-baru cepat angkat tangan. Baru jualan sebentar, rugi, langsung tutup. Yang masih bertahan ya pedagang lama. Pokoknya harus kuat bertahan" katanya.
Di tengah keterbatasan itu, pihak manajemen Mangga Dua Square disebut tetap memberi perhatian. Keringanan biaya sewa atau dukungan lainnya kerap diberikan supaya pedagang bisa bertahan.
Baca Juga: AS Soroti Pasar Mangga Dua Sebagai Pusat Barang Bajakan dalam Laporan USTR 2025
"Pihak manajemen ngerti kondisi kita. Kadang-kadang dikasih diskon sewa, atau bantuan lain. Mereka juga bingung karena banyak toko kosong," ungkapnya.
Ia tidak muluk-muluk soal harapan. Rita hanya menginginkan hanyalah kepedulian lebih dari pemerintah, khususnya para pelaku UMKM yang berjibaku menjaga roda ekonomi di tengah tantangan zaman.
"Saya nggak minta yang muluk. Pemerintah tolong jangan korupsi aja udah cukup. Perhatikan nasib pedagang kecil kayak kami, biar bisa tetap hidup," tegasnya.