Masalah Lahan di SMK PGRI 24 Jakarta Ganggu Siswa Belajar, Pramono: Saya Akan Pelajari

Selasa 29 Apr 2025, 11:30 WIB
Gubernur Jakarta, Pramono Anung usai pengukuhan petugas penyelenggara ibadah Haji kloter Jakarta, Selasa 29 April 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

Gubernur Jakarta, Pramono Anung usai pengukuhan petugas penyelenggara ibadah Haji kloter Jakarta, Selasa 29 April 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gubernur Jakarta, Pramono Anung, berjanji bakal mempelajari masalah yang terjadi di SMK PGRI Jakarta, soal sekolah yang ditutup karena sengketa lahan.

"Terus terang saya belum tahu, saya pelajari dulu. Kalau belum tahu saya gak mau jawab, tapi saya akan pelajari. Saya janji itu," kata Pramono di Balai Kota, Selasa, 29 April 2025.

Saat ini SMK PGRI 24 Jakarta sudah pindah ke lokasi baru di Jalan Komplek Kebersihan Nomor 17, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat. Gedung sekolah lama sudah digembok Yayasan Annida Al Islamy yang mengaku sebagai pemilik tanah wakaf dan bangunan sekolah.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Sebut Pelajar Bermasalah akan Dibina di Barak TNI, Begini Kasus Tawuran Pelajar di Jabar

Dari pantauan Poskota di lokasi pada Senin, 28 April 2025, suasana gedung baru masih belum bisa digunakan karena banyak barang yang berserakan dan belum dirapihkan.

Para guru dan siswa masih menata kembali gedung baru yang akan ditempati nantinya. Proses pemindahan barang ke gedung baru tersebut harus rampung pada Jumat, 2 Mei 2025.

Siswa SMK PGRI 24 Jakarta merapihkan barang setelah pindah ke lokasi baru di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Senin, 28 April 2025. (Sumber: Poskota/Primayanti Juli)

"Kami menggunakan tanggal merah untuk mempersingkat waktu proses pindahan. Anak-anak dan guru lainnya juga diinfokan untuk hadir membantu, supaya proses KBM (kegiatan belajar mengajar) bisa kembali normal," kata Siti Komaria selaku pengurus prasarana SMK PGRI 24 Jakarta.

Baca Juga: Polisi Tidur di Cinangka Depok Viral, Pengendara Minta Dibongkar

Penggusuran yang diterima SMK PGRI 24 Jakarta diakui sudah sering terjadi sejak tahun 2003.

Komunikasi yang dilakukan terhadap pemerintah setempat juga kerap dilakukan, namun tidak pernah mendapat respons maupun aksi.

Berita Terkait

News Update