JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sekretaris Komisi E DPRD Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Justin Adrian Untayana angkat suara tentang sengkarut permasalahan pendidikan.
Jika mengacu kepada Oxford Economics Global Cities Index 2024, salah satu aspek yang dinilai dari sebuah kota untuk menentukan apakah sudah menjadi global atau belum adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Berdasarkan indeks tersebut, Jakarta SDM-nya menempati peringkat ke-89 Dunia, Sementara itu, Kuala Lumpur dan Singapura secara berurutan menempati peringkat ke-21 dan ke-43, yaitu jauh di atas Indonesia," kata Justin kepada Poskota, Selasa, 29 April 2025.
Menurut Justin, sektor pendidikan yang masih miris itu membuat Jakarta sulit menjadi kota global berdaya saing tinggi.
Baca Juga: DPRD Minta Pemprov Jakarta Bangun Pusat Oleh-Oleh di Mangga Dua
Ia mengatakan, masalah itu bisa dilihat dari susunan pendidikan masyarakat yang masih didominasi lulusan jenjang pendidikan dasar.
"Data BPS 2023 menunjukkan bahwa 78,7 persen penduduk usia produktif hanya berpendidikan SMA ke bawah. Sementara itu, hanya 21,3 persen dari usia produktif yang merupakan lulusan S1 ke atas. Ini menujukkan jurang kesenjangan kualitas yang dalam di antara warganya,” ujarnya.
Adapun masalah lainnya, seperti keterbatasan perguruan tinggi dan mahalnya biaya pendidikan turut menghambat upaya mencerdaskan penduduk ibu kota. Kemudian, semuanya diperparah kompetensi tenaga pendidik yang masih rendah.
“Data Disdik DKI Jakarta menunjukkan bahwa hanya 34,29 persen guru di sini yang lulus uji kompetensi pada 2022 lalu. Alhasil, kualitas lulusan di Jakarta menjadi dipertanyakan, dan dikhawatirkan sulit untuk berkualifikasi lebih lanjut ke jenjang profesional yang sesungguhnya,” ucap dia.
Baca Juga: DPRD Dorong Pemprov Jakarta Adakan Event Berskala Besar di Mangga Dua
Tidak hanya pada jenjang pendidikan tinggi, permasalahan keterbatasan sarana pendidikan juga ditemukan dalam jenjang-jenjang dasar.
“Menurut Dinas Pendidikan DKI Jakarta, pada tahun 2022 masih terdapat 86 kelurahan di Jakarta yang masih belum memiliki SMP Negeri, dan 168 kelurahan yang tidak punya SMA Negeri. Dapat dikatakan bahwa; terjadi defisit bangku pendidikan formal yang serius di ibu kota. Akibatnya, banyak anak-anak di Jakarta yang kesulitan untuk sekedar dapat melanjutkan jenjang pendidikannya saja,” ucap Justin.
Justin menilai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menghadapi banyak permasalahan yang harus diselesaikan.
“Masih sangat banyak yang harus Pemprov DKI lakukan untuk memperbaiki buruknya kualitas pendidikan dan situasi SDM yang sedang kita alami di DKI Jakarta. Dengan situasi sekarang, maka dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan saat ini belum mampu untuk menunjang Jakarta sebagai kota global,” sambungnya.
Baca Juga: Aura Cinta Dihujat usai Debat dengan Dedi Mulyadi, Wakil Ketua DPRD Jabar: Harusnya Diapresiasi
Jika tidak ada tindakan nyata dan progresif dari Pemprov Jakarta untuk memperbaiki semua ini, katanya, cita-cita Jakarta untuk menjadi kota global sulit terwujud.
"Tidak mungkin kita dapat membangun kota ini, tanpa kita membangun rakyatnya secara nyata,” ucapnya.