POSKOTA.CO.ID – Sebanyak 103 purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendukung petisi pencopotan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Di antara mereka terdapat nama besar, yakni mantan Wakil Presiden Try Sutrisno.
Try Sutrisno adalah sosok militer dan politikus yang mengukir namanya dalam sejarah Indonesia.
Lahir pada 15 November 1935 di Surabaya, perjalanan hidupnya membawa beliau dari masa kecil yang penuh perjuangan hingga menapaki puncak karier sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-6, dilansir dari Wikipedia.
Baca Juga: Bisakah Gibran Dicopot? Ini Aturan Pemberhentian Wapres dan 8 Poin Usulan Forum Purnawirawan
Kehidupan Awal dan Masa Remaja
Try Sutrisno lahir di zaman masa penjajahan Belanda. Keluarganya harus pindah dari Surabaya ke Mojokerto usai proklamasi kemerdekaan, demi menghadapi situasi yang semakin genting.
Ayahnya, yang berasal dari Garut, bekerja sebagai petugas kesehatan di kota tersebut.
Masa kecil Try dihiasi dengan kisah perjuangan sejak ia mulai membantu sebagai kurir informasi untuk pasukan Indonesia pada usia 13 tahun.
Pengalaman tersebut membentuk karakter dan semangat juangnya sejak dini.
Baca Juga: Purnawirawan TNI Usul Ganti Wapres Gibran, Pengamat Politik: Baru Pertama Terjadi di Indonesia
Tempuh Pendidikan dan Awal Karier Militer
Meski awalnya menghadapi kendala dalam pemeriksaan fisik, tekad Try untuk mengabdi pada negara tidak pernah surut.
Dengan dukungan tokoh militer seperti Mayor Jenderal GPH Djatikusumo, ia berhasil diterima di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) dan lulus pada tahun 1959.
Masa awal dinasnya mengantarkan Try berperang melawan pemberontakan PRRI di Sumatra dan menjalankan berbagai tugas yang menuntut keberanian serta ketangguhan.
Puncak kariernya dalam dunia militer adalah sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan Panglima ABRI Puncaknya pada tahun 1986 dan kemudian diangkat menjadi Panglima ABRI pada tahun 1988. Dalam posisi ini, beliau ditugaskan untuk menekan pemberontakan di berbagai wilayah, termasuk di Aceh dan Timor Timur.