POSKOTA.CO.ID - Salah satu faktor utama yang sering menyebabkan penolakan pengajuan pinjaman adalah riwayat kredit yang buruk.
Riwayat kredit adalah catatan yang menunjukkan seberapa baik Anda mengelola utang di masa lalu, seperti pembayaran kartu kredit, cicilan kendaraan, atau pinjaman lainnya.
Bank dan penyedia pinjaman daring biasanya memeriksa skor kredit Anda melalui sistem seperti SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) di Indonesia.
Baca Juga: Terlanjur Terjebak Pinjol Ilegal? Ini Solusi Aman Menurut Pakar
Jika Anda memiliki riwayat telat bayar, gagal bayar, atau utang yang menumpuk, skor kredit Anda akan rendah, sehingga dianggap berisiko tinggi oleh pemberi pinjaman.
Untuk mengatasi masalah ini, mulailah dengan memeriksa riwayat kredit Anda secara berkala. Jika terdapat masalah, seperti keterlambatan pembayaran, segera selesaikan tunggakan tersebut.
Selain itu, hindari mengajukan terlalu banyak pinjaman dalam waktu singkat, karena hal ini dapat menurunkan skor kredit Anda lebih jauh.
Dengan menjaga kedisiplinan dalam membayar utang, riwayat kredit Anda akan membaik seiring waktu.
Baca Juga: Wajib Tahu! Begini Cara Lindungi Data Pribadi dari Pinjol Ilegal Meski Utang Belum Lunas

Dokumen Pengajuan yang Tidak Lengkap atau Tidak Valid
Persyaratan dokumen yang tidak lengkap atau tidak sesuai sering kali menjadi alasan penolakan yang luput dari perhatian.
Setiap bank atau platform pinjaman daring memiliki ketentuan dokumen yang harus dipenuhi, seperti kartu identitas, slip gaji, rekening koran, atau bukti usaha.
Jika Anda mengunggah dokumen yang buram, kadaluwarsa, atau tidak sesuai format yang diminta, pengajuan Anda kemungkinan besar akan ditolak.
Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan Anda telah membaca dengan cermat semua persyaratan dokumen.
Periksa kembali kelengkapan dan keabsahan dokumen, seperti KTP yang masih berlaku atau laporan keuangan yang terbaru.
Jika Anda mengajukan pinjaman untuk usaha, siapkan dokumen pendukung seperti izin usaha atau laporan arus kas.
Dengan memastikan dokumen lengkap dan sesuai, Anda dapat menghindari penolakan akibat masalah teknis.
Baca Juga: 5 Pinjol dengan Penagihan Paling Agresif, Sampai Siap-Siap Didatangi ke Rumah
Rasio Utang terhadap Pendapatan yang Terlalu Tinggi
Rasio utang terhadap pendapatan (debt-to-income ratio) adalah indikator yang digunakan pemberi pinjaman untuk menilai kemampuan Anda membayar cicilan.
Rasio ini dihitung dengan membandingkan total cicilan bulanan Anda dengan pendapatan bulanan. Sebagai contoh, jika pendapatan Anda Rp10 juta per bulan dan cicilan bulanan Anda Rp4 juta, rasio utang Anda adalah 40%.
Sebagian besar bank menetapkan batas maksimal rasio utang sekitar 30-35%. Jika rasio Anda melebihi batas ini, pengajuan pinjaman Anda berisiko ditolak karena dianggap tidak mampu menanggung cicilan tambahan.
Untuk mengatasi masalah ini, pertimbangkan untuk melunasi sebagian utang Anda sebelum mengajukan pinjaman baru.
Alternatif lainnya adalah mencari pinjaman dengan jumlah yang lebih kecil agar cicilan tetap sesuai dengan kapasitas keuangan Anda.
Dengan menjaga rasio utang pada level yang wajar, Anda akan terlihat lebih kredibel di mata pemberi pinjaman.
Baca Juga: Jangan Sampai Kebobolan! Ini Cara Cepat Cek Data Pribadi Dipakai Pinjol Tanpa Izin
Penghasilan yang Tidak Stabil atau Tidak Memenuhi Syarat
Penghasilan adalah salah satu faktor kunci yang dievaluasi oleh pemberi pinjaman.
Jika penghasilan Anda dianggap tidak stabil, misalnya karena Anda bekerja sebagai pekerja lepas tanpa kontrak jangka panjang, atau jika penghasilan Anda di bawah batas minimum yang ditetapkan, pengajuan pinjaman Anda kemungkinan akan ditolak.
Beberapa bank menetapkan syarat penghasilan minimum, misalnya Rp3 juta per bulan, untuk memastikan Anda mampu membayar cicilan.
Jika Anda menghadapi masalah ini, pertimbangkan untuk mencari pinjaman dari lembaga keuangan yang memiliki syarat lebih fleksibel, seperti koperasi atau platform pinjaman daring tertentu.
Selain itu, jika Anda memiliki usaha sendiri, pastikan Anda dapat menunjukkan laporan keuangan yang konsisten untuk membuktikan stabilitas pendapatan.
Dengan demikian, Anda dapat meyakinkan pemberi pinjaman bahwa Anda memiliki kemampuan finansial yang memadai.