Awalnya penasaran, lalu mencoba-coba, akhirnya kecanduan. Itulah proses seseorang terjerat judi online (judol). Jika sudah kecanduan, sulit melepaskan diri dari permainan judol.
Itu pula mengapa peserta judol terus bertambah, bukan kian berkurang. Pendatang baru bermunculan, sementara hanya sebagian dari pemain lama yang menyudahi permainan.
Indikasi judol kian menyebar , dapat terlihat dari jumlah perputaran uang yang terus terus meningkat.
Seperti diberitakan, data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan perputaran dana judi online pada 2025 mencapai Rp1.200 triliun. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp981 triliun.
“Wah fantastis,kenaikannya sebesar Rp 219 triliun atau sekitar 22 persen , padahal ini baru kuartal pertama,” ujar bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Angka perputaran judol bukan ratusan lagi, tetapi sudah ribuan triliun rupiah. Jumlahnya sudah sepertiga dari angka APBN,” tambah Yudi.
“Dengan jumlah perputaran uang yang meningkat, berarti jumlah peserta judol meningkat juga dong,” tanya Heri.
“Bisa juga demikian. Lazimnya jumlah transaksi meningkat karena yang melakukan transaksi juga meningkat. Boleh jadi, karena besar taruhan juga meningkat. Keduanya bisa menjadi indikator, “ kata mas Bro.
“Yang jelas, peserta judol di Indonesia sudah mencapai jutaan orang dari berbagai lapisan masyarakat, dari segala usia mulai anak-anak hingga lansia. Dari beragam profesi,” jelas Heri.
“Tapi bagian terbesar peserta judol kelas menengan ke bawah,” kata Yudi.
“Ini yang menjadi masalah. Tak sedikit usaha bangkrut karena judol. Banyak juga yang stress karena terjerat utang akibat kecanduan judol. Sudah modal usaha lenyap, stress lagi karena dikejar – kejar penagih utang,” urai mas Bro.
“Judol tak ubahnya narkoba. Awalnya coba – coba akhirnya merana. Di awal permainan mendapat keuntungan besar, merasa senang karena dengan gampang mendapat keuntungan berlipat ganda,” kata Heri.
“Itu di awal permainan agar tertarik dan kian penasaran judol. Pada titik ketagihan, apa pun akan dipertaruhkan, termasuk modal usaha, uang tabungan. Namun, hasilnya nihil dan nihil,” tambah Yudi.
“Judol harus menjadi perhatian serius. Tak hanya berdampak kepada masalah finansial, juga sosial dan keamanan.Dan, bisa merembet ke masalah politik,” jelas mas Bro. (Joko Lestari).