POSKOTA.CO.ID - Viral di media sosial seorang Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker), Immanuel Ebenezer Gerungan melakukan sidak ke salah satu perusahaan di Kota Pekanbaru, Riau.
Tak sendiri, Wamenaker itu ditemani oleh beberapa jajarannya mendatangi perusahaan tour and travel yang diduga melakukan penahanan ijazah pada Rabu, 23 April 2025.
Sempat viral, perusahaan tersebut diduga sengaja menahan ijazah 12 mantan karyawannya.
Melansir dari akun Instagram @medsos_rame mengunggah saat Immanuel datang ke perusahaan tersebut, bukan mendapatkan sambutan baik melainkan sikap yang cuek dari karyawan perusahaan.
Baca Juga: Eks Karyawan Sentosa Seal akan Laporkan Perusahaan Milik Jan Hwa Diana atas Dugaan Penahanan Ijazah
Dalam video terlihat pria biasa disapa Noel itu mendatangi salah satu karyawan di front office dan mencoba mempekenalkan diri.
Saat itu, ia meminta untuk pihaknya bisa bertemu dengan pihak manajemen perusahaan. Namun sayangnya, gestur dan sikap karyawan tersebut justru seolah tidak peduli.
"Mas, saya wakil menteri lho," kata Noel kepada karyawan tersebut yang dikutip Poskota pada Kamis, 24 April 2025.
Tampak, karyawan pria itu hanya menatap layar komputernya dengan tangan yang dilipat dan ditaruh di atas mejanya.
Terdengar suara dari seorang pria yang meminta karyawan itu untuk menghargai Noel yang sedari tadi terus menatap sang karyawan.
"Woy, hargai orang itu ngomong," kata pria lain.
"Iya, sabar. Makanya ditanya dulu," ucap karyawan dengan santai.
Wamenaker itu pun menjelaskan bahwa tidak datang sendiri, tetapi bersama sejumlah pejabat lainnya.
Baca Juga: Korban Penahanan Ijazah Karyawan oleh Perusahaan di Surabaya Bertambah, Begini Pengakuannya!
"Ini anggota DPR, Wakil Bupati, dan ini dari Dinas Ketenagakerjaan," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang ijazahnya ditahan oleh perusahaan untuk segera melapor ke Kementerian Ketenagakerjaan agar bisa langsung ditindak tegas.
"Jangan sampai seperti di Surabaya terulang. Kepada teman-teman yang ijazahnya ditahan, silakan laporkan ke Kementerian Ketenagakerjaan. Kita langsung sidak, ambil langsung. Kalau tidak, kita tutup perusahaannya," pungkasnya.
Akhirnya, pimpinan perusahaan itu bersedia bertemu pihak pemerintah seusai Wamenaker meninggalkan lokasi.