BANDUNG, POSKOTA.CO.ID - Peternak mengeluhkan ketiadaan penampungan kotoran hewan di wilayah Bandung Utara.
Seorang peternak sapi di Bandung Utara (KBU), Hidayat, 65 tahun, menjelaskan, ketiadaan penampungan kotoran hewan jadi tantangan. Selama ini, ia membuang kotoran hewan ke sungai.
"Itu karena saya tidak punya tempat penampungan khusus. Ditambah kandang sapi saya lokasinya jauh dari sungai," kata Hidayat, Kamis, 24 April 2025.
Hidayat melanjutkan, dalam sehari, ia membuang kotoran sapi sebanyak dua kali, yakni pukul 07.00 WIB dan 16.00 WIB.
Baca Juga: Insiden Sukahaji Bandung, Wali Kota Minta Hormati Proses Hukum dan Jaga Kondusivitas
Namun, ia mengaku tidak tahu jumlah kotoran hewan yang telah dibuang ke sungai. Yang jelas, Hidayat telah membuang kotoran ke aliran air sejak lama.
Menurutnya, penampungan massal tidak memungkinkan jika dibuat di dekat kandang hewannya. Penampungan ini hanya berlaku bagi beberapa orang saja.
"Sekarang bikin kandang saja sudah susah, apalagi kalau ditambah penampungan. Sampai sekarang saya tidak punya penampungan sendiri," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), Dedi Setiadi, membenarkan penampungan kotoran hewan umum belum ada.
"Tapi sudah ada sekitar 1.500 titik pengolahan kohe yang diubah menjadi biogas, kompos, hingga briket," ujarnya.
Selain itu, tidak ada tempat penyimpanan produk-produk dari kotoran hewan ternak hingga sekarang.
"Sangat disayangkan, kalau tidak ada pembeli, kan mubazir jadinya," terangnya.
Menurutnya, peternak perlu tempat sekaligus pasar sebab, lahan tidak mungkin disediakan sendiri oleh peternak.
"Dalam hal ini, keberadaan regulasi dan peran pemerintah sangat dibutuhkan. Diharapkan, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat dilibatkan sebagai solusi distribusi dan pemasaran produk kohe," ungkapnya.
Dengan kondisi seperti ini, pihaknya akan berkonsultasi dengan pemerintah untuk menyusun regulasi dan jalur distribusi.
"Kami akan konsultasi ke Gubernur. Di Jawa Barat, ada ribuan peternak aktif dan 16 koperasi yang perlu solusi konkret," katanya.