Pemerintah pusat memang sudah membentuk Badan Narkotika Nasional (BNN) dan memiliki visi Indonesia Bebas Narkoba. Namun, dalam praktiknya, implementasi program pencegahan maupun penindakan masih belum merata di seluruh daerah, khususnya di tingkat kecamatan atau desa terpencil.
Baca Juga: Siap-siap Dapat Uang gratis! Inilah 3 Aplikasi Game Penghasil Saldo DANA Terpopuler 2025
Solusi: Dari Partisipasi Warga hingga Kolaborasi Lintas Sektor
Spanduk viral yang muncul di Dusun Balam Timur seharusnya menjadi peringatan keras bahwa masyarakat telah melampaui titik sabar.
Ini juga bisa menjadi pintu masuk untuk pendekatan kolaboratif antara pemerintah daerah, tokoh agama, pemuda, LSM, dan pihak keamanan.
Solusi yang bisa dipertimbangkan antara lain:
- Mendirikan posko pengaduan narkoba berbasis masyarakat
- Melibatkan tokoh adat dan pemuka agama dalam edukasi anti-narkoba
- Menyediakan fasilitas rehabilitasi dan konseling bagi pengguna
- Operasi terpadu antara polisi, TNI, dan BNN untuk memberantas jaringan bandar
- Edukasi sekolah berbasis keluarga untuk membentengi anak-anak sejak dini
Kisah dari Dusun Balam Timur merupakan potret nyata bahwa warga bisa menjadi motor perubahan, bahkan dengan cara sederhana namun sarat makna.
Spanduk bertuliskan “Selamat Datang di Kampung Narkoba” bukan hanya menyampaikan protes, melainkan juga menjadi panggilan bagi seluruh elemen bangsa untuk tidak tinggal diam.
Indonesia masih punya harapan untuk membebaskan generasi mudanya dari jerat narkoba. Namun, harapan itu tidak boleh hanya digantungkan pada retorika, melainkan diwujudkan dalam aksi nyata, mulai dari kampung-kampung kecil seperti Bangko Bakti.