Program MBG Terancam Dihentikan? 38 Anak Keracunan di MAN 1 Cianjur Usai Konsumsi Makanan Bantuan

Selasa 22 Apr 2025, 09:35 WIB
Sebanyak 38 siswa dilarikan ke rumah sakit setelah menunjukkan gejala keracunan mual, muntah, diare, dan pusing, tak lama setelah menyantap makanan dari paket MBG. (Sumber: Pinterest)

Sebanyak 38 siswa dilarikan ke rumah sakit setelah menunjukkan gejala keracunan mual, muntah, diare, dan pusing, tak lama setelah menyantap makanan dari paket MBG. (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang digagas sebagai salah satu program unggulan dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, lahir dari visi luhur.

menghapus kelaparan tersembunyi, memperbaiki kualitas nutrisi anak-anak sekolah, serta mempersempit kesenjangan akses pangan antardaerah.

Namun, harapan tak selalu sejalan dengan kenyataan di lapangan. Insiden yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, Jawa Barat, menjadi gambaran konkret bahwa program seambisius apapun bisa menjadi bumerang jika pelaksanaannya abai terhadap unsur krusial keamanan pangan.

Baca Juga: Profil Masa Kecil Mulyana: Dari Anak Baik Penjual Opak hingga Mutilasi Kekasih Sendiri

Kasus: Keracunan Massal di Cianjur

Senin, 21 April 2025, suasana belajar di MAN 1 Cianjur berubah menjadi kepanikan massal. Sebanyak 38 siswa dilarikan ke rumah sakit setelah menunjukkan gejala keracunan mual, muntah, diare, dan pusing, tak lama setelah menyantap makanan dari paket MBG. Bukannya pulang membawa ilmu, para pelajar ini justru pulang dengan infus menempel di tangan.

Informasi ini pertama kali tersebar lewat unggahan akun X (Twitter) @Heraloebss, yang menyebutkan bahwa para siswa diduga keracunan makanan dari program pemerintah tersebut. Unggahan ini kemudian viral, dan sontak menjadi perhatian nasional.

Masyarakat merespons dengan tajam. Di media sosial, komentar seperti “Makanan sehat kok malah bikin sakit?” atau “Niat baik nggak cukup kalau eksekusinya abai!” menjadi cerminan kekecewaan dan kekhawatiran publik.

Visi Besar, Tantangan Nyata

Program MBG bukanlah sekadar program logistik makanan, melainkan manifestasi dari janji politik dan tanggung jawab negara terhadap generasi masa depan.

Tujuannya jelas memastikan seluruh anak Indonesia terutama dari kalangan kurang mampu mendapatkan asupan gizi harian yang sehat dan seimbang.

Namun, insiden di Cianjur menunjukkan adanya celah besar dalam proses implementasi:

  • Distribusi makanan yang tidak terstandar
  • Prosedur pengolahan yang diragukan higienitasnya
  • Lemahnya pengawasan terhadap vendor penyedia makanan
  • Tidak adanya mekanisme pelaporan dan tanggap darurat yang cepat

Menurut keterangan sementara dari dinas kesehatan setempat, sampel makanan telah diambil untuk diteliti. Namun, kasus ini membuka pertanyaan yang lebih besar apakah sistem distribusi dan pengawasan MBG di seluruh Indonesia telah cukup kuat untuk mencegah kejadian serupa di tempat lain?

Pengawasan Pangan: Titik Lemah Program

Berita Terkait

News Update