POSKOTA.CO.ID - Fenomena pinjaman online (pinjol) telah menjamur dalam beberapa tahun terakhir, menawarkan kemudahan akses dana tunai dalam waktu singkat.
Di tahun 2025, muncul berbagai aplikasi pinjol yang menjanjikan limit pinjaman hingga Rp6 juta. Namun di balik kemudahan itu, banyak pengguna mulai menyadari tingginya risiko yang tersembunyi, terutama ketika aplikasi tersebut menunjukkan tingkat gagal bayar (galbay) yang tinggi dari para peminjamnya.
Aplikasi-aplikasi tersebut menarik karena menjanjikan proses pencairan cepat dan minim jaminan. Namun, apakah benar-benar aman menggunakan layanan pinjol seperti ini, terutama ketika syaratnya mencakup akses luas ke data pribadi pengguna?
Mengurai Proses Pendaftaran dan Permintaan Akses Data
Langkah awal yang biasa dilakukan calon peminjam dalam aplikasi pinjaman online umumnya cukup sederhana: mengunduh aplikasi, mendaftar menggunakan nomor HP aktif, lalu mengisi berbagai informasi pribadi.
Namun, dalam kasus aplikasi pinjol dengan reputasi galbay tinggi, permintaan izin akses perangkat menjadi perhatian utama.
Beberapa aplikasi meminta akses terhadap:
- Riwayat SMS
- Log panggilan telepon
- Kontak darurat
- Lokasi perangkat
- Akses galeri dan penyimpanan internal
Dari sisi teknis, akses seperti ini membuka celah besar terhadap kebocoran data pribadi, terutama jika aplikasi tidak menjamin perlindungan data sesuai ketentuan hukum. Akses pada SMS, misalnya, bisa digunakan untuk membaca notifikasi transaksi bank atau OTP (One-Time Password), yang rentan disalahgunakan.
Pengisian Data dan Proses Verifikasi
Setelah memberikan izin akses, pengguna akan diarahkan ke tahap pengisian data pribadi, seperti:
- Nama lengkap dan nomor KTP
- Status perkawinan
- Tingkat pendidikan terakhir
- Jenis pekerjaan dan pendapatan bulanan
- Kontak darurat (biasanya dua orang)
- Nomor rekening bank atau e-wallet (GoPay, OVO, Dana)
Setelah data dimasukkan, pengguna diminta melakukan verifikasi wajah dan KTP. Meski tampak profesional, proses ini tidak selalu mencerminkan transparansi lembaga keuangan resmi.
Beberapa pengguna melaporkan bahwa limit pinjaman awal yang dijanjikan (Rp1 juta–Rp6 juta) tiba-tiba menyusut menjadi hanya Rp300.000.