Tahap awal setelah meninggalnya seorang Paus diawali dengan tindakan resmi dari Camerlengo, pejabat senior yang bertanggung jawab pada masa kekosongan tahta. (Sumber: Pinterest)

Internasional

Jika Paus Meninggal Apa yang Terjadi? Ini Prosedur Rahasia Vatikan yang Langsung Dijalankan Setelah Paus Fransiskus Wafat

Selasa 22 Apr 2025, 12:24 WIB

POSKOTA.CO.ID - Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma dan figur global yang disegani karena kesederhanaan dan pembelaannya terhadap kaum marginal, dilaporkan wafat dalam usia 88 tahun setelah sempat menjalani perawatan intensif akibat pneumonia berat.

Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan resmi Vatikan: “Pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa.” Seluruh lonceng gereja di Vatikan dibunyikan sebagai tanda berkabung, sementara bendera-bendera dikibarkan setengah tiang.

Kematian seorang Paus bukan sekadar kehilangan bagi umat Katolik sedunia, tetapi juga menandai dimulainya fase penting dalam tata kelola spiritual dan administratif Gereja, yang diatur secara ketat oleh hukum kanon. Berikut ini adalah sembilan tahapan utama yang dilalui setelah wafatnya seorang Paus.

Baca Juga: Cara Ampuh Hapus Jejak Digital Pinjol Setelah Gagal Bayar Agar Tak Dilacak Debt Collector

Konfirmasi Resmi oleh Camerlengo

Tahap awal setelah meninggalnya seorang Paus diawali dengan tindakan resmi dari Camerlengo, pejabat senior yang bertanggung jawab pada masa kekosongan tahta.

Camerlengo, saat ini dijabat oleh Kardinal Pietro Parolin, akan memanggil nama baptis Paus tiga kali. Bila tidak ada respons, ia akan secara resmi menyatakan bahwa Paus telah wafat.

Kemudian, ia menempatkan segel pada kamar pribadi Paus dan menyampaikan kabar duka kepada para kardinal, disusul dengan pemberitahuan resmi kepada umat Katolik dan dunia internasional.

Pemusnahan Cincin Nelayan

Cincin Nelayan (Ring of the Fisherman) adalah simbol kekuasaan dan otoritas Paus yang dipakai selama masa kepemimpinannya.

Setelah wafat, cincin ini dihancurkan dengan palu di hadapan Dewan Kardinal sebagai bentuk simbolis berakhirnya masa jabatan Paus. Langkah ini juga dimaksudkan untuk mencegah penyalahgunaan simbol untuk dokumen kepausan pasca kematian.

Pengumuman Global dari Vatikan

Vatikan akan mengumumkan wafatnya Paus secara global melalui media resmi, disertai dengan pengibaran bendera setengah tiang dan pembunyian lonceng di berbagai keuskupan di dunia. Umat Katolik diajak untuk mendoakan arwah Paus yang telah berpulang.

Sembilan Hari Berkabung (Novemdiales)

Tradisi Novemdiales dijalankan selama sembilan hari berturut-turut setelah wafatnya seorang Paus. Misa khusus diadakan setiap hari, dan umat diperkenankan memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah yang disemayamkan di Basilika Santo Petrus.

Prosesi ini melambangkan penghormatan Gereja terhadap kepemimpinan Paus serta peneguhan iman akan kebangkitan.

Pemakaman Paus

Jenazah Paus biasanya dimakamkan di bawah Basilika Santo Petrus, dalam peti berlapis tiga: lapisan pertama dari kayu cemara, lapisan kedua dari timah sebagai pelindung kedap udara, dan lapisan luar dari kayu keras. Pemakaman berlangsung dalam suasana liturgi yang khusyuk dan penuh simbolisme gerejawi.

Pemakaman Paus tidak hanya merupakan penghormatan, melainkan juga momentum spiritual umat untuk merefleksikan nilai-nilai yang diteladankan selama masa kepemimpinan almarhum Paus.

Sede Vacante – Tahta Kosong

Masa “Sede Vacante” secara harfiah berarti “tahta kosong”, yaitu periode ketika Gereja Katolik tidak memiliki Paus. Pada masa ini, semua urusan besar yang menyangkut keputusan doktrinal atau kebijakan global ditangguhkan.

Camerlengo bertanggung jawab atas urusan administratif terbatas, seperti pengawasan terhadap properti Vatikan dan koordinasi konklaf.

Persiapan Menuju Konklaf

Setelah pemakaman Paus, Gereja memasuki masa persiapan untuk konklaf, biasanya dimulai dalam rentang waktu 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus.

Para kardinal dari seluruh dunia dipanggil ke Roma. Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih Paus baru. Pada 2025, jumlah kardinal elektor diperkirakan sebanyak 120 orang.

Para kardinal menjalani retret rohani dan diskusi tertutup guna menelaah tantangan Gereja dan kriteria pemimpin baru yang dibutuhkan.

Konklaf dan Pemilihan Paus Baru

Konklaf dilangsungkan secara tertutup di Kapel Sistina, dalam suasana penuh kerahasiaan. Pemilihan Paus dilakukan dengan pemungutan suara yang membutuhkan mayoritas dua pertiga.

Kardinal yang terpilih akan ditanya: “Apakah Anda bersedia menerima pemilihan ini?” Jika ia menjawab “Ya”, ia akan memilih nama Paus yang akan digunakan selama kepemimpinannya.

Kapel Sistina kemudian menyalakan cerobong asap yang menandakan hasil pemilihan. Asap putih (fumata bianca) menandakan bahwa Paus baru telah terpilih, sementara asap hitam (fumata nera) menunjukkan pemungutan suara belum membuahkan hasil.

Baca Juga: Link Twibbon Gratis Hari Bumi 2025, Coba Sekarang di Sini

Pengumuman “Habemus Papam”

Pengumuman kepada dunia dilakukan dari balkon Basilika Santo Petrus oleh Kardinal Proto-Diakon, yang menyampaikan kata-kata legendaris: “Habemus Papam!” (Kami telah memiliki Paus!). Paus baru kemudian muncul di hadapan umat dan memberikan berkat apostolik “Urbi et Orbi” kepada kota dan seluruh dunia.

🎙 Warisan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus, kelahiran Buenos Aires dengan nama Jorge Mario Bergoglio, menjadi Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin dan non-Eropa setelah hampir 1.300 tahun.

Ia dikenal luas karena pendekatannya yang inklusif, pembelaannya terhadap kaum miskin, perhatian pada perubahan iklim, dan reformasi internal Gereja.

Salah satu warisan pentingnya adalah semangat keterbukaan terhadap dialog antaragama, pembaruan tata kelola Vatikan, serta pengakuannya terhadap berbagai dinamika sosial kontemporer, seperti isu LGBTQ+, migran, dan ketimpangan ekonomi.

Wafatnya Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik dan komunitas global, tetapi juga membuka babak baru dalam sejarah Gereja Katolik yang berusia lebih dari dua milenium.

Kematian seorang Paus bukan sekadar peristiwa duka, melainkan bagian dari tradisi panjang dan sakral dalam Gereja Katolik Roma.

Prosedur yang dijalankan mulai dari konfirmasi kematian hingga pemilihan Paus baru mencerminkan stabilitas dan kontinuitas institusional yang telah teruji oleh waktu.

Dengan segala tantangan zaman, Gereja kini bersiap menyambut pemimpin spiritual baru yang akan melanjutkan tongkat estafet Paus Fransiskus demi umat Katolik dan dunia yang lebih damai dan berkeadilan.

Tags:
Proses setelah Paus meninggalhabemus papamBasilika Santo PetrusCincin NelayanSede Vacantekonklaf Vatikanpemilihan Paus baruGereja KatolikPaus Fransiskus wafat

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor