"Mungkin kisaran sekitar 30 juta lebih per junior per bulan habis untuk menanggung pengeluaran prodi dan senior yang gak tahu diri," ungkapnya.
Pesan tersebut menunjukkan adanya dugaan praktik pembebanan finansial dan tugas yang tidak adil kepada peserta didik program PPDS junior, yang menimbulkan kekhawatiran serius mengenai etika dan keadilan dalam sistem pendidikan kedokteran.
Dalam penutup pesan, pengirim menyebutkan bahwa masalah ini terjadi di lingkungan Universitas Sriwijaya (Unsri).
Ia juga memberikan peringatan akan mengungkapkan lebih lanjut nama program studi jika tidak ada langkah perbaikan dari pihak kampus.
"Sementara aku spill univ-nya dulu, Dok, di Unsri. Jika prodi yang bersangkutan tidak berbenah diri, nanti saya sebutkan juga prodinya, Dok. Terima kasih Dokter, mohon bantuannya," katanya memungkasi.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Unsri belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan tersebut.
Jika benar adanya, praktik ini tentu mencederai semangat profesionalisme dan pendidikan yang adil dalam dunia kedokteran.
Kasus serupa sebelumnya juga sempat muncul di beberapa institusi pendidikan kedokteran di Indonesia, menandakan perlunya pengawasan yang lebih ketat serta mekanisme pelaporan yang aman dan akuntabel bagi peserta didik.