Ilustrasi voucher internet desa. (Canva)

Daerah

Diminta DPMPD Pandeglang Usaha Internet Desa, BUMDes Mengeluh Cuma Dapat Rp200 Ribu

Selasa 22 Apr 2025, 11:16 WIB

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Ratusan desa di Kabupaten Pandeglang, diharuskan untuk melakukan penyertaan modal usaha pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebesar Rp60 juta melalui dana desa.

Jenis usahanya pun telah ditentukan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Pandeglang, yakni usaha jaringan internet melalui penjualan voucher internet.

Namun, menurut pengakuan sejumlah pengelola BUMDes dan Kades di Pandeglang, usaha penjualan voucher internet yang bekerja sama dengan penyedia selama ini belum membuahkan hasil. Penyebabnya karena harga voucher yang dijual terlalu mahal dan kalah bersaing dengan produk serupa lainnya.

Jika dibandingkan dengan modal yang dikeluarkan sebesar Rp60 juta dari dana desa, tidak sebanding dengan hasil yang didapat BUMDes.

Baca Juga: Film Animasi Jumbo Tembus 6 Juta Penonton, Anak-Anak Desa Berbondong-bondong Nonton ke Bioskop

"Ada beberapa kendala dalam usah penjualan voucer internet BUMDes, pertama karena sudah banyaknya saingan serta harga voucer yang dijual BUMDes lebih mahal dibanding dengan yang lain," ungkap Ketua BUMDes Pagelaran, Saepul, melalui sambungan telepon, Senin, 21 April 2025.

Harga voucher yang dijual BUMDes dari pihak penyedia tidak kompetitif. "Contohnya harga voucer yang kami jual Rp2000 untuk dua jam, tapi kalau yang lain mah warga memiliki usaha yang sama itu harga Rp3000 untuk 12 jam. Jadi kalah saing," katanya.

Menurutnya, usaha internet yang sudah berjalan sejak Desember 2024 hingga saat ini baru terjual sebesar Rp200 ribu. Sebelum BUMDes memulai penjualan voucher internet, masyarakat sudah lebih dulu memiliki usaha yang sama.

Ditambah lagi, kekuatan jaringan internet yang dijual masyarakat lebih bagus dan jangkauannya lebih luas karena menggunakan pemancar. Berbeda dengan jaringan internet BUMDes yang hanya menggunakan modem.

Baca Juga: Dapat Gaji Rp5,4 Juta, Ini Syarat Daftar Loker PPSU DKI Jakarta 2025

"Jadi, kita kalah saing. Sehingga banyak voucher yang dikembalikan karena tidak laku dijual," tuturnya.

Modal yang dikeluarkan dengan hasil yang didapat menurutnya tidak sebanding. Ia menilai ada potensi usaha lain yang bisa dilakukan seperti peternakan atau pertanian.

Hal senada juga dikatakan salah seorang kepala desa lainnya di Pagelaran. Usaha internet yang dijalankan selama ini tak sesuai harapan. Voucher internet banyak yang tidak laku karena kalah saing dengan yang lain.

"Berjalan sih, cuma dari hasil pendapatan saya gak tahu. Tapi memang kalah saing oleh yang lain, soalnya harga voucher lebih mahal dibanding voucer yang dijual warga," ucapnya.

Tags:
Kabupaten Pandeglanginternet desavoucher internetBUMDes

Samsul Fatoni

Reporter

Firman Wijaksana

Editor