Mulyana semasa kecil saat membantu neneknya berjualan opak nasi, seperti yang ditampilkan dalam program Orang Pinggiran Trans7. Kini, sosok yang dulu menginspirasi tersebut terlibat dalam kasus kriminal berat. (Sumber: YouTube/Trans7 Official)

Daerah

Siapa Mulyana? Ini Profil Penjual Opak Nasi yang Pernah Viral di 'Orang Pinggiran' Trans7, Sekarang Terlibat Kasus Pembunuhan?

Senin 21 Apr 2025, 09:44 WIB

POSKOTA.CO.ID - Mulyana pertama kali dikenal publik sekitar delapan tahun lalu, saat ia tampil dalam program dokumenter televisi bertajuk Orang Pinggiran yang tayang di Trans7.

Program tersebut menyoroti kehidupan masyarakat marjinal di berbagai wilayah Indonesia, dan dalam salah satu episodenya, Mulyana kecil menarik perhatian banyak orang karena ketulusan dan keteguhan hidupnya.

Dalam tayangan yang sempat viral di kanal YouTube resmi Trans7, Mulyana terlihat membantu sang nenek berjualan opak nasi sepulang sekolah.

Usianya saat itu masih sangat muda, namun semangatnya untuk membantu keluarga tidak pernah surut.

"Kasihan nenek. Nenek sudah tua," ujar Mulyana dalam tayangan tersebut dengan suara lirih namun tulus.

Potret kehidupan Mulyana yang sederhana dan penuh empati berhasil mengundang simpati publik. Banyak pihak merasa tersentuh dan memberikan dukungan moral bahkan material kepada Mulyana dan keluarganya.

Baca Juga: Nama TB Ramai Diperbincangkan, Robby Abbas Sebut Tarifnya Capai Rp400 juta Sekali Kencan, Sekarang TInggal di Bali?

Kehidupan Setelah Popularitas Singkat

Sayangnya, kehidupan tidak selalu berjalan sesuai harapan. Setelah beberapa waktu pasca penayangan program tersebut, nama Mulyana mulai meredup dari pemberitaan publik.

Seperti kebanyakan figur yang hanya mendapat sorotan sesaat, perhatian publik pun bergeser ke tokoh lain.

Dalam kurun waktu tersebut, tidak banyak informasi yang dapat diakses tentang kehidupan Mulyana. Namun diketahui bahwa ia tetap tinggal di wilayah Bandung dan menjalani kehidupan yang sederhana.

Kabar Mengejutkan: Mulyana Tersandung Kasus Kriminal

Pada April 2025, publik dikejutkan dengan kabar mengejutkan. Mulyana yang kini telah berusia 23 tahun dikabarkan ditangkap oleh kepolisian atas dugaan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan dan mutilasi seorang perempuan berinisial SA.

Menurut keterangan resmi yang disampaikan oleh Kompol Salahuding, Kasat Reskrim Polresta Serang Kota, Mulyana ditangkap tanpa perlawanan di wilayah Pabuaran, Banten pada 19 April 2025. Penangkapan ini dilakukan setelah melalui serangkaian penyelidikan dan pengumpulan bukti dari lokasi kejadian.

Motif yang diduga melatarbelakangi tindakan Mulyana sangat mengejutkan. Ia disebut menolak permintaan untuk menikahi SA yang kala itu tengah mengandung anak hasil hubungan mereka. Penolakan tersebut memicu pertengkaran yang berujung pada tindak kriminal tragis.

Respons dan Kekecewaan Publik

Kabar ini dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial dan kanal berita daring. Banyak netizen yang awalnya mengenal Mulyana sebagai sosok inspiratif merasa kecewa dan tak percaya.

Sebagian mengekspresikan duka dan simpati kepada korban, sementara sebagian lain bertanya-tanya apa yang membuat Mulyana berubah begitu drastis.

Kisah Mulyana menjadi cerminan nyata bahwa ketenaran sesaat tidak selalu berbanding lurus dengan keberhasilan jangka panjang.

Kehidupan yang keras, tekanan sosial, dan kurangnya bimbingan psikologis seringkali menjadi latar belakang dari keputusan ekstrem yang diambil oleh individu muda.

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Pinjol Legal 2025, Jangan Sampai Tertipu

Analisis Sosial: Di Balik Layar Kehidupan

Kasus Mulyana membuka kembali perdebatan tentang dampak sosial terhadap anak-anak dari keluarga tidak mampu. Ketika perhatian publik hanya bersifat sementara, banyak dari mereka yang kembali hidup dalam keterbatasan tanpa dukungan nyata yang berkelanjutan.

Di sisi lain, masyarakat juga diingatkan bahwa narasi inspiratif di televisi tidak selalu mencerminkan kenyataan yang akan bertahan.

Tanpa sistem pendukung, seperti pendidikan, bimbingan psikologis, dan pembinaan karakter, seseorang mudah tergelincir dalam keputusan yang menghancurkan hidup mereka sendiri dan orang lain.

Meski menyedihkan, kisah Mulyana juga membawa pesan penting bagi semua pihak baik media, pemerintah, maupun masyarakat umum.

Setiap anak dari latar belakang miskin memiliki potensi, namun potensi tersebut membutuhkan lingkungan yang konsisten mendukung mereka untuk tumbuh.

Publikasi tanpa kesinambungan dukungan hanya akan melahirkan ilusi perubahan, bukan transformasi sejati. Sudah saatnya narasi inspiratif disertai tindakan konkret yang berdampak jangka panjang, bukan sekadar sensasi sesaat.

Tags:
Kasus Pembunuhan MutilasiSiapa itu Mulyana?Mutilasi SerangKasus PembunuhanPenjual Opak NasiOrang Pinggiran Trans7Mulyana

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor