Obrolan Warteg : Politik Uang Warnai Pilkada Ulang (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

Nah Ini Dia

Obrolan Warteg : Politik Uang Warnai Pilkada Ulang

Senin 21 Apr 2025, 07:02 WIB

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) ulang masih diwarnai politik uang. Padahal, Pemilihan Suara Ulang (PSU) yang sekarang digelar, salah satu di antaranya disebabkan karena terjadinya praktik politik uang.

Selain adanya keberpihakan,  tiadanya netralitas dan dugaan kecurangan lainnya. Yang jelas, pilkada diulang karena adanya sejumlah pelanggaran.

"Dapat dikatakan dulu melanggar sehingga diulang, sekarang diulang masih melanggar juga " kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

"Dulu melanggar sehingga diberi sanksi, kini melanggar lagi. Dua kali melanggar dong," tambah Yudi.

" Tak semuanya melanggar lagi. Tak semuanya sama pula bentuk pelanggarannya. Tak semua sama pula pihak yang melakukan pelanggaran," jelas mas Bro.

"Tapi kalau yang melakukan kecurangan sama, bentuk kecurangan juga sama, orang bilang terlalu ya " kata Yudi.

"Ya semoga jangan sampai terjadi yang seperti itu," ujar Heri.

"Tapi fakta ditemukan berbeda. Dugaan politik uang masih terjadi jelang PSU," kata Yudi.

Seperti diberitakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, digelar serentak Sabtu 19 April 2025.

Jelang PSU, Tim Gabungan Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Provinsi Banten dan Kabupaten Serang menangkap sejumlah orang yang diduga akan melakukan politik uang dari tim paslon tertentu.

Mereka ditangkap beserta barang sejumlah uang yang akan dibagikan kepada masyarakat untuk memilih paslon tertentu.

Modus sama, membujuk warga masyarakat dengan iming-iming uang. 

'Biasanya uang diberikan jika sudah terjadi kesepakatan. Sepakat siapa yang bakal dicoblos, sepakat pula tentang besarnya uang yang diberikan," kata mss Bro.

"Tapi kesepakatan itu berupa lisan, bukan tertulis," kata Heri.

"Namanya kesepakatan politik uang, sifatnya lisan, saling percaya," kata Yudi.

"Kalau tertulis, dengan mudah dapat diketahui. Yang memberi dan menerima uang, keduanya terkena sanksi," jelas Heri.

" Yang jelas melalui politik uang itu menang dengan cara curang, kemenangannya nggak berkah " kata Yudi.

" Yang pasti lagi, dengan politik uang adalah bentuk tidak adanya rasa percaya diri memenangkan kontestasi," ujar mas Bro.

"Kalau untuk menang aja nggak pede, bagaimana menjadi kepala daerah " kata Heri. (Joko Lestari)

Tags:
pelanggarannetralitasPemilihan Suara Ulangpolitik uangPilkada

Tim Poskota

Reporter

Ade Mamad

Editor