WONOSOBO, POSKOTA.CO.ID – Sebuah tugu unik berbentuk biawak kini menjadi perhatian publik di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Terletak di tepi Jalan Nasional Ajibarang–Secang, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Tugu Biawak ini menarik mata karena tampilannya yang sangat menyerupai biawak sungguhan.
Berdiri tak jauh dari Jembatan Krasak yang dulunya dijuluki warga sebagai Jembatan Biawak karena banyaknya reptil tersebut di sekitar area. Dengan keberadaan patung ini sukses menghidupkan kembali identitas lokal kawasan tersebut.
Baca Juga: Pemprov Jakarta akan Pindahkan Patung MH Thamrin
Namun yang membuat tugu ini semakin menarik perhatian adalah biaya pembangunannya yang tergolong sangat rendah. Hanya dengan anggaran sekitar Rp50 juta dari Dana Desa, tugu ini mampu menjadi landmark yang estetik dan memikat.
Keberhasilan ini pun menuai pujian warganet, apalagi jika dibandingkan dengan pembangunan tugu-tugu lain di berbagai daerah yang sempat mengundang kontroversi karena biayanya yang fantastis.
Sebut saja Patung Soekarno di Alun-Alun Blitar, Jawa Timur, yang menelan anggaran hingga Rp1,7 miliar, atau Patung Bunda Maria setinggi 30 meter di Toraja, Sulawesi Selatan, yang diperkirakan memakan biaya sekitar Rp6 miliar.
Belum lagi Patung Kuda di Depok yang sempat viral karena menelan anggaran lebih dari Rp200 juta namun menuai kritik karena bentuknya dianggap kurang proporsional.
Ikon Gajah di Kabupaten Gresik menelan Rp1 miliar. Namun banyak masyarakat menilainya aneh dan harganya sangat mahal.
Kemudian tugu Pesut yang menelan biaya Rp1,1 miliar pun bayak netijen menilai tugu tersebut tidak mirip sama sekali dan dijadikan bahan candaan. Hal ini selain harganya yang fantastis dan bentuknya yang aneh.
Baca Juga: Patung Jokowi di Karo Jadi Sorotan, Gelontorkan Anggran Fantastis Sebesar Rp 2,5 Miliar
Contoh terbaru yang menuai kritik adalah pembangunan Patung Penyu di Sukabumi, Jawa Barat. Patung Penyu raksasa yang dibangun sebagai simbol konservasi laut ini menelan biaya sekitar Rp7,5 miliar.
Hal ini membuat beberapa pihak mengkritik besarnya biaya yang dikeluarkan mengingat banyaknya program konservasi lain yang lebih membutuhkan dana.
Meskipun bertujuan baik, pembangunan patung ini sempat membuat banyak warga bertanya-tanya apakah pengeluaran tersebut sebanding dengan dampak yang dihasilkan.
Dibandingkan dengan proyek-proyek besar tersebut, Tugu Biawak di Wonosobo justru berhasil memikat perhatian masyarakat luas hanya dengan biaya puluhan juta.
Banyak warganet mengapresiasi pendekatan hemat namun efektif yang dilakukan pemerintah desa.
Kini, Tugu Biawak bukan hanya menjadi simbol baru Desa Krasak, tetapi juga menjadi lokasi swafoto favorit bagi pengguna jalan dan wisatawan.
Keberadaannya menjadi contoh bahwa dengan kreativitas dan manajemen anggaran yang tepat, desa pun bisa menghadirkan karya monumental yang berkesan dan membanggakan.