Viral Isu Video CCTV Taman Safari 1970: Dua Korban Akhirnya Buka Suara, Fakta atau Hoaks?

Minggu 20 Apr 2025, 13:10 WIB
Warganet kini ramai mencari rekaman CCTV sebagai bukti kejadian, sementara beberapa nama pengelola TSI disebut dalam tudingan serius. (Sumber: TikTok/@ewing_sinatral10)

Warganet kini ramai mencari rekaman CCTV sebagai bukti kejadian, sementara beberapa nama pengelola TSI disebut dalam tudingan serius. (Sumber: TikTok/@ewing_sinatral10)

Namun sejauh ini, belum ada rekaman CCTV yang dibuka ke publik secara resmi. Yang beredar hanyalah foto-foto masa kecil para korban dan potongan klip pendek yang menunjukkan kehidupan mereka di lingkungan sirkus.

Pakar hukum menyatakan bahwa keberadaan CCTV dapat menjadi bukti krusial jika kasus ini dibawa ke jalur pidana. Namun tantangannya adalah soal akses dan transparansi dari pihak manajemen TSI dalam membuka data tersebut.

Reaksi Publik dan Sorotan Media

Publik menanggapi kasus ini dengan beragam emosi. Banyak yang merasa marah, prihatin, dan menuntut keadilan bagi para korban.

Beberapa influencer dan aktivis hak anak juga mulai angkat suara, mendesak pemerintah untuk turun tangan dan menyelidiki lebih lanjut.

Media-media nasional turut mengangkat isu ini dan menyoroti potensi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi dalam industri hiburan anak di Indonesia.

Laporan investigatif mulai bermunculan, mencoba menggali lebih dalam pola rekrutmen dan kehidupan anak-anak di balik layar pertunjukan sirkus.

Caption Foto: Tangkapan layar akun TikTok @cerita_viral2023 yang menampilkan wawancara eksklusif dua korban eksploitasi dari Taman Safari Indonesia. Warganet mendesak pengungkapan CCTV sebagai bukti.

Sorotan terhadap Industri Sirkus dan Hak Anak

Kasus ini membuka tabir kelam dunia hiburan sirkus di Indonesia. Praktik pelatihan keras, penggunaan anak-anak sebagai pemain utama, hingga potensi pelanggaran hak-hak dasar menjadi bahan refleksi nasional.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) diharapkan segera mengambil langkah untuk menyelidiki dan memberi perlindungan hukum kepada korban.

Para pakar juga menyerukan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap industri hiburan berbasis anak-anak.

Sementara itu, organisasi perlindungan anak seperti Komnas Perlindungan Anak dan LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) telah menyatakan kesiapannya untuk mengadvokasi hak para korban dan mendesak pengusutan tuntas terhadap semua pihak yang terlibat.

Baca Juga: Bojan Hodak Evaluasi Tim Persib Bandung Usai Tanding vs Bali United, Modal untuk Juara Musim Ini

Tuntutan Transparansi dan Proses Hukum

Berita Terkait

Pelaku Mutilasi Wanita di Serang Ditangkap

Minggu 20 Apr 2025, 13:00 WIB
undefined

News Update