POSKOTA.CO.ID - Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan, menyampaikan bahwa transaksi produk Tabungan Emas Pegadaian menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang April 2025.
Menurut Damar, peningkatan transaksi tersebut tidak hanya mencerminkan minat masyarakat terhadap investasi emas, tetapi juga menjadi bukti bahwa emas kembali menjadi primadona di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
“Selama April 2025 ini, transaksi Tabungan Emas Pegadaian mengalami peningkatan hingga 4 kali lipat. Rata-rata transaksi dari sebelumnya Rp380 miliar kini menjadi Rp1,5 triliun. Kami optimis, hingga akhir April, transaksi ini akan meningkat hingga menjadi 10 kali lipat,” ujar Damar dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Penjualan Emas Fisik Ikut Meningkat
Tidak hanya produk Tabungan Emas digital, peningkatan signifikan juga terlihat pada penjualan emas fisik di seluruh gerai Galeri 24, anak usaha Pegadaian yang bergerak di bidang perdagangan emas.
Baca Juga: DPRD Desak Pemprov Jakarta Tuntaskan Masalah Parkir Liar
Selama periode 8 hingga 13 April 2025, Galeri 24 mencatat telah menjual lebih dari 250 kilogram emas batangan dan lebih dari 6 kilogram emas perhiasan. Penjualan tersebut tidak hanya terpusat di Jakarta, namun juga merata di berbagai wilayah Indonesia.
Damar mengungkapkan bahwa tren ini merupakan respons dari masyarakat terhadap kondisi ekonomi global yang tidak stabil akibat gejolak geopolitik dan fluktuasi harga komoditas.
Kondisi Ekonomi Mendorong Perubahan Perilaku Investasi
Kondisi global yang tidak menentu telah mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam mengelola aset dan keuangan.
Damar menegaskan bahwa masyarakat mulai beralih dari instrumen investasi berisiko tinggi ke investasi yang lebih stabil, salah satunya emas.
“Emas sering kali disebut sebagai investasi safe haven, karena meskipun kondisi pasar sedang bergejolak, nilai emas cenderung stabil. Selain memiliki likuiditas tinggi, emas juga tahan terhadap inflasi, menjadikannya instrumen pelindung nilai aset yang efektif,” jelas Damar.
Peningkatan minat ini juga ditopang oleh proyeksi kenaikan harga emas ke depan. Berbagai analis dan lembaga keuangan internasional memprediksi bahwa harga emas akan terus mengalami tren kenaikan sebagai dampak dari ketegangan geopolitik, inflasi global, serta ketidakpastian pasar keuangan.