POSKOTA.CO.ID – Dunia musik Indonesia berduka dengan kepergian Ricky Siahaan, gitaris band metal ternama Seringai sekaligus mantan manajer aktor laga Iko Uwais.
Ia meninggal dunia pada usia 48 tahun, hanya beberapa saat setelah mengakhiri penampilan Seringai di konser Tokyo, Jepang, pada 20 April 2025.
Selain keterampilannya dalam bermusik, Ricky juga membuktikan keahliannya di luar panggung, terutama hubungannya dengan aktor terkenal Indonesia Iko Uwais.
"Dua hal yang masuk core memory gw soal bang @RickySiahaan adalah riff gitarnya di Seringai dan Iko Uwais, selamat jalan,” tulis @letmeaccomp**** di platform X.
Melansir Wikipedia, hubungan profesionalnya dengan aktor dan koreografer laga Iko Uwais bermula pada 2015.
Baca Juga: Desta Ucap Salam Perpisahan, Gitaris Seringai Ricky Siahaan Meninggal Dunia

Ricky Siahaan dan Iko Uwais
Saat itu, teman-teman dekat Iko, Audy dan Stevi Item, meminta Ricky untuk menemani Iko dalam perjalanannya ke Los Angeles guna bertemu sutradara dan produser Peter Berg.
Meski belum mengenal Iko sebelumnya, Ricky dengan visa yang masih berlaku menjadi jembatan yang memastikan pertemuan itu berlangsung sukses.
Sejak saat itu, Ricky mengambil peran sebagai manajer Iko Uwais, yang membawa sang aktor tampil di berbagai film besar seperti Star Wars: The Force Awakens, Mile 22, dan Chinatown Express, film di mana Ricky juga memegang peran sebagai produser.
Tak hanya itu, pada pertengahan 2018, Ricky mengajak Iko untuk tampil di video klip Seringai berjudul “Adrenalin Merusuh,” sebuah kolaborasi yang menyatukan dunia musik dan film.
Baca Juga: Gitaris Seringai Ricky Siahaan Berpulang, Terkena Serangan Jantung saat Tur di Jepang
Sepak Terjang Ricky Siahaan dalam Dunia Musik
Ricky Siahaan, pionir musik keras Indonesia sekaligus pendiri Seringai, telah menorehkan sejarah panjang di ranah industri musik tanah air.
Perjalanan kariernya dimulai di era remaja ketika ia terpesona oleh band-band hard rock seperti Mötley Crüe, Iron Maiden, dan Metallica, sehingga mendorongnya untuk belajar gitar dan membentuk band pertamanya pada tahun 1995.
Sejak itu, Ricky terus mengasah kemampuannya, bergabung dengan grup hardcore Stepforward pada 1999, dan kemudian mendirikan Seringai bersama Arian13 dan rekan-rekannya pada tahun 2002.
Kemudian Seringai, di bawah arahan Ricky sebagai gitaris, komponis, dan produser musik, telah merilis sejumlah karya penting yang mencerminkan semangat pemberontakan dan profesionalisme dalam dunia musik Indonesia, seperti mini-album High Octane Rock (2004) dan album penuh Serigala Militia (2007), Taring (2012) serta Seperti Api (2018).