POSKOTA.CO.ID - Dalam beberapa bulan terakhir, keluhan tentang praktik penagihan pinjaman online (pinjol) yang mengintimidasi kian marak.
Banyak peminjam mengaku mendapat teror melalui pesan WhatsApp, panggilan telepon berulang, bahkan ancaman dari debt collector. Situasi ini memicu stres dan kecemasan, terutama bagi mereka yang kesulitan melunasi utang.
Merespon hal tersebut, beredar saran di kalangan pengguna untuk melakukan reset ponsel ke pengaturan pabrik sebagai solusi instan.
Klaimnya, cara ini bisa menghentikan gangguan dari penagih karena data dan riwayat pinjaman akan terhapus. Namun, benarkah metode sederhana ini benar-benar efektif?
Baca Juga: Cara Ajukan Pinjol di AdaPundi, Tanpa Syarat Ribet Bisa Dapat Pinjaman hingga Rp100 Juta
Ahli keamanan digital dan praktisi hukum justru memperingatkan bahwa reset HP bukanlah solusi ajaib. Meski bisa menghapus jejak aplikasi pinjol di perangkat, informasi peminjam tetap tersimpan di server penyedia layanan.
Artinya, risiko penagihan, baik secara digital maupun fisik tetap mengintai jika utang tidak diselesaikan dengan baik.
Apakah Reset HP Bisa Jadi Solusi?
Beberapa pengguna mengklaim bahwa reset HP dapat memutus koneksi antara aplikasi pinjol dengan server penyedia layanan. Dengan menghapus seluruh data, termasuk cache dan informasi login, ponsel dianggap "bersih" dari jejak digital pinjaman online.
Reset HP tidak sepenuhnya melindungi pengguna. Meski data di perangkat terhapus, informasi yang sudah terkirim ke server pinjol, seperti nomor telepon, alamat, atau kontak darurat, tetap bisa digunakan untuk penagihan.
Selain itu, jika aplikasi pinjol diunduh kembali dan pengguna login dengan akun lama, data sebelumnya bisa kembali terakses.
Baca Juga: Pinjol Dilarang Kirim Debt Collector ke Rumah Meski Nasabah Galbay? Begini Aturannya
Lebih Baik Mana? Ganti Nomor WhatsApp atau Hapus Aplikasi
Selain reset HP, beberapa peminjam mencoba mengganti nomor WhatsApp atau menghapus aplikasi pinjol. Namun, langkah ini juga memiliki kelemahan:
- Ganti nomor WhatsApp: Hanya menghentikan pesan melalui WhatsApp, tetapi penagih masih bisa menghubungi via telepon atau SMS.
- Hapus aplikasi: Lebih efektif, tetapi data historis tetap tersimpan di sistem pinjol.
Yang terpenting adalah memastikan aplikasi benar-benar di-uninstall dan tidak ada izin akses yang masih aktif.
Debt Collector Masih Bisa Datang?
Reset HP atau ganti nomor tidak menghilangkan risiko kunjungan debt collector jika:
- Pinjaman besar: Penagih cenderung mengejar utang bernilai tinggi (misalnya di atas Rp5 juta) karena komisi lebih besar.
- Alamat tercatat: Jika peminjam memberikan alamat asli saat pendaftaran, tim penagih bisa mendatangi lokasi.
Sebaliknya, peminjam dengan utang kecil (Rp100.000-Rp500.000) relatif lebih aman karena dianggap "tidak sebanding" dengan biaya penagihan.
Baca Juga: Apakah Pinjol Bisa Memblokir Rekening Nasabah Gagal Bayar? Begini Penjelasannya
Solusi Jangka Panjang
Alih-alih bergantung pada reset HP, para ahli menyarankan:
- Negosiasi ulang: Hubungi pihak pinjol untuk mengajukan restrukturisasi pembayaran.
- Lapor OJK: Jika mengalami penagihan kasar, laporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau polisi.
- Bijak berutang: Hindari pinjol ilegal dan pilih layanan yang terdaftar di OJK.
Meskipun reset ponsel ke pengaturan pabrik bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi gangguan dari debt collector, langkah ini tidak sepenuhnya menyelesaikan akar masalah.
Peminjam tetap perlu waspada karena data pribadi yang sudah terlanjur dibagikan ke penyedia pinjol masih mungkin digunakan untuk penagihan, baik melalui kontak langsung maupun kunjungan ke alamat yang tercatat.
Pada akhirnya, solusi terbaik adalah menyelesaikan kewajiban finansial secara bertanggung jawab melalui negosiasi ulang atau melaporkan praktik penagihan kasar kepada OJK.
Ingat, menghindari masalah bukanlah penyelesaian, hadapi dengan bijak dan cari bantuan hukum jika diperlukan demi ketenangan jangka panjang.