Profil Raden Ajeng Kartini atau R.A. Kartini yang dikenal sebagai pahlawan wanita Indonesia. (Sumber: PICRYL)

Nasional

Profil R.A. Kartini: Jejak Perjuangan Pahlawan Wanita Indonesia

Minggu 20 Apr 2025, 15:24 WIB

POSKOTA.CO.ID - Profik Raden Ajeng Kartini atau R.A. Kartini kini semakin disoroti seiring menjelang peringatann Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya.

Diketahui bahwa warga Indonesia setiap tahunnya memperingati Hari Kartini setiap tanggal 21 April.

Peringatan ini sbegai bentuk penghormatan terhadap perjuangan sosok Kartini di masa lalu, yang dinilai sangat berdampak bagi para wanita di masa kini.

Baca Juga: Berikut Sederet Artis Kenakan Kebaya Saat Moment Hari Kartini, Ada Cinta Laura hingga Sarwedah yang Tampil Cantik

Sebelumnya, Kartini dikenal sebagai pahlawan yang memperjuangkan emasnipasi wanita atau kesetaraan wanita.

Pasalnya, dahulu kala kaum wanita sempat mendapatkan diskriminasi dari mulai kehidupan sosial hingga pendidikan.

Kartini menilai hal tersebut tidaklah menguntungkan keberadaan kaum wanita di tanah Air.

Baca Juga: 21 April Diperingati Hari Kartini, Begini Sejarah dan Perannya di Era Kemerdekaan

Baginya saat itu, wanita juga berhak dihargai dalam kehidupan sosialnya serta layak mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya.

Dengan demikian, Kartini menuliskan pemikiran-pemikirannya menjadi sebuah buku.

Selain itu, sikapnya di kehidupan sosial pun dinilai sangat berkiprah memperjuangkan hak wanita.

Dikutip dari YouTube SnR TV, berikut ini adalah profil R.A. Kartini yang perlu diketahui.

Profil R.A. Kartini

R.A. Kartini atau Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1879. Ia berasal dari keluarga bangsawan Jawa.

Kartini adalah putri dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah. Ia merupakan anak kelima dari sebelas bersaudara.

Sejak kecil, Kartini menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan anak-anak perempuan seusianya.

Kartini tumbuh menjadi anak yang cerdas dan kritis, terbukti dari pemikiran-pemikirannya selama hidupnya.

Pendidikan

Kartini beruntung karena mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di sekolah yang berkualitas.

Kartini menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12 tahun.

Namun, setelah itu ia harus dipingit di rumah, sesuai dengan tradisi Jawa saat itu.

Selama masa sekolah, Kartini mempelajari bahasa Belanda. Kemampuan ini membuatnya mampu berkomunikasi dengan teman-temannya di Belanda melalui surat.

Beberapa sahabat penanya antara lain Rosa Abendanon, Stella Zeehandelaar, dan Abendanon.

Dalam surat-surat tersebut, Kartini banyak mengungkapkan kegelisahannya mengenai kehidupan perempuan pribumi yang terbatas dan sulit berkembang.

Kartini merasa bahwa tradisi pingitan serta pembatasan terhadap akses pendidikan bagi perempuan adalah bentuk ketidakadilan.

Ia berpendapat bahwa perempuan seharusnya memiliki kebebasan dan kesetaraan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di mata hukum.

Kartini memiliki cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke Jakarta atau bahkan ke Belanda. Sayangnya, keinginan itu tidak mendapat izin dari orang tuanya.

Meskipun demikian, ia tetap diberikan kebebasan untuk mengajar. Kartini pun mengabdikan dirinya dengan mengajar anak-anak perempuan di sekitar rumahnya di Jepara.

Kartini Menikah

Pada usia 24 tahun, Kartini menikah dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang.

Kepada suaminya, Kartini menyampaikan keinginannya untuk mendirikan sekolah bagi perempuan.

Suaminya memberikan dukungan penuh terhadap cita-cita mulianya tersebut. Kartini akhirnya mendirikan sekolah wanita di kompleks kantor Kabupaten Rembang.

Setahun setelah menikah, Kartini melahirkan seorang putra bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.

Empat hari setelah melahirkan, pada tanggal 17 September 1904, Kartini meninggal dunia dalam usia 25 tahun. Ia dimakamkan di Desa Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Karya Kartini

Meskipun telah tiada, perjuangan Kartini tetap hidup melalui surat-surat yang ditulisnya. Kumpulan surat-surat tersebut kemudian diterbitkan dalam sebuah buku berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Berkat jasa-jasanya, R.A. Kartini ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Hingga kini, setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.

Demikian profil R.A. Kartini yang penting untuk diketahui terlebih bagi generasi muda agar dapat dijadikan pelajaran berharga dan motivasi untuk tetap semangat.

Tags:
profil R.A. KartiniHari Kartini21 AprilR.A. Kartini

Rinrin Rindawati

Reporter

Rinrin Rindawati

Editor