Hal ini menunjukkan bahwa Ricky tampak dalam kondisi baik dan tetap energik dalam memainkan gitar meski telah melewati beberapa rangkaian tur sebelumnya. Namun, tragedi justru terjadi beberapa saat setelah Seringai turun panggung.
Detik-Detik Ricky Siahaan Dilarikan ke Rumah Sakit
Selesai menikmati penampilan Seringai, Bagas dan sejumlah penonton lain meninggalkan venue karena udara di dalam cukup pengap.
Namun, tak lama setelah tiba di luar, Bagas dikejutkan oleh kehadiran ambulans dan sejumlah petugas kepolisian Jepang.
“Terus dievakuasi lah. Itu kan dievakuasi sampai sekitar setengah jam atau satu jam itu di-pumping di bawah dan lain-lain,” jelas Bagas, menggambarkan bagaimana tim medis mencoba memberikan pertolongan pertama kepada Ricky di ruang bawah tanah tempat konser berlangsung.
Upaya penyelamatan dilakukan cukup lama sebelum akhirnya Ricky dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, nyawa sang gitaris tidak dapat diselamatkan.
Dampak Langsung terhadap Gekiko Fest
Tragedi ini berdampak langsung pada penyelenggaraan festival tersebut. Tiga band yang dijadwalkan tampil setelah Seringai, yakni KANDARIVAS, DEATH SIDE, dan band grindcore asal Italia, Cripple Bastards, harus membatalkan penampilannya. Suasana menjadi muram, para penonton memilih meninggalkan lokasi dalam diam.
Keputusan pembatalan tersebut diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap Ricky Siahaan, sekaligus mempertimbangkan kondisi emosional semua pihak yang terlibat, baik penonton, penyelenggara, maupun sesama musisi.
Proses Pemulangan Jenazah ke Indonesia
Saat ini, proses pemulangan jenazah Ricky Siahaan ke Indonesia tengah berlangsung. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui Kedutaan Besar di Tokyo dilaporkan turut membantu segala administrasi yang diperlukan agar jenazah bisa tiba dengan selamat ke tanah air.
Pihak keluarga belum memberikan pernyataan resmi terkait tempat dan waktu pemakaman, namun banyak pihak meyakini prosesi perpisahan dengan Ricky akan berlangsung terbuka dan penuh penghormatan.
Warisan Musik dan Dedikasi Ricky Siahaan
Ricky Siahaan dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam perkembangan musik keras di Indonesia. Bersama Seringai yang ia dirikan pada 2002, Ricky berkontribusi dalam membentuk karakter musik rock Indonesia yang otentik, energik, dan sarat kritik sosial.
Melalui album seperti Serigala Militia (2007), Taring (2012), dan Seperti Api (2018), Ricky bukan hanya memainkan gitar, tetapi juga menjadi penyambung suara bagi generasi muda yang resah dan berani menyuarakan pendapat.
Ia juga dikenal sebagai sosok yang aktif dalam gerakan sosial, termasuk kampanye lingkungan dan anti korupsi.