Kartini tidak hanya berbicara—ia juga bertindak. Salah satu bentuk nyata perjuangannya adalah dengan mendirikan Sekolah Perempuan di Jepara, yang menjadi tempat belajar bagi anak-anak perempuan dari berbagai kalangan.
Sekolah ini mengajarkan keterampilan dasar, membaca, menulis, dan keterampilan rumah tangga, sebagai bekal untuk kemandirian perempuan.
Langkah ini sangat progresif di masa itu, dan menjadi cikal bakal berkembangnya pendidikan perempuan di Indonesia.
Peringatan Hari Kartini dan Relevansinya Saat Ini
Presiden Soekarno menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini melalui Keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 1964.
Sejak saat itu, peringatan ini menjadi bagian penting dari kalender nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Kartini dalam membela hak-hak perempuan.
Setiap tahun, peringatan Hari Kartini dirayakan di sekolah-sekolah, instansi pemerintah, hingga komunitas masyarakat.
Kegiatan seperti lomba pidato, pawai budaya, pemakaian busana adat, dan diskusi tentang perempuan menjadi tradisi dalam memperingati hari bersejarah ini.
Namun lebih dari itu, semangat Kartini kini telah melampaui simbol kebaya dan sanggul. Kartini adalah simbol dari perempuan yang berpikir maju, berani melawan ketidakadilan, dan memperjuangkan kesetaraan secara intelektual dan nyata.
Perempuan Masa Kini: Meneruskan Jejak Kartini
Di era modern, semangat Kartini tercermin dalam banyak tokoh perempuan yang menempati posisi strategis—baik di pemerintahan, pendidikan, bisnis, hingga teknologi.
Perjuangan Kartini menjadi fondasi bagi hadirnya kebijakan kesetaraan gender, perlindungan hak perempuan, dan pengarusutamaan gender dalam berbagai sektor.
Meski begitu, tantangan belum usai. Perempuan Indonesia masih menghadapi berbagai isu seperti kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi di tempat kerja, kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil, dan stigma sosial lainnya.
Oleh karena itu, Hari Kartini menjadi pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Diperlukan upaya kolektif dari semua pihak untuk melanjutkan cita-cita Kartini dalam mewujudkan perempuan Indonesia yang cerdas, mandiri, dan setara.